a.
Judul Praktikum :
Membedakan Perubahan Kimia dan Fisika
b.
Tanggal Praktikum :
03 Mei 2013
c. Tujuan Praktikum : Mengamati perubahan fisika, kimia dan
membedakan perubahannya.
ABSTRAK
Percobaan membedakan perubahan kimia dan
perubahan fisika, dilakukan untuk mengamati
perubahan fisika, kimia dan membedakan perubahannya. Perubahan kimia adalah
perubahan yang menghasilkan zat baru dan tidak dapat kembali ke zat semula.
Sedangkan perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Percobaan
ini dilakukan dengan metodelogi pemanasan, yaitu pemanasan pada 15 mL air
suling dan pemanasan pada campuran larutan HCl 0,1 M 3 mL dengan NaOH 0,1 M 3
mL. Pemanasan ini dilakukan guna memperoleh uap – uap air yang terjadi saat air
mendidih, dan juga guna memperoleh kristal – kristal pada campuran larutan HCl
dengan NaOH. Sehingga dari percobaan ini, kita dapat membedakan bagaimana
perubahan kimia dan perubahan fisika tersebut.
Kata Kunci : Perubahan Fisika, Perubahan Kimia, Pemanasan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kadang kita tidak bisa membedakan
bagaimana ciri-ciri dari perubahan kimia dan perubahan fisika. Kita menganggap
bahwa semuanya adalah sama saja, padahal sebenarnya sangat berbeda.
Ketika kita menyalakan sebuah lilin, maka kita akan melihat perubahan
setelah 15 menit kemudian, dimana lilin akan meleleh sehingga akan berbeda dari
wujud semula, dan warna sumbu yang tadinya putih akan menjadi hitam.
Dari satu kasus ini saja kita sudah bisa membedakan yang mana perubahan
fisika dan perubahan kimia. Karena perubahan fisika adalah perubahan yang tidak
menghasilkan zat baru dan masih dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
perubahan kimia adalah perubahan yang tidak dapat berubah ke bentuk semula dan
menghasilkan zat baru. Itu artinya, lilin yang meleleh tadi merupakan perubahan
fisika dan perubahan warna sumbu lilin menjadi hitam merupakan perubahan kimia.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengamati perubahan fisika, kimia dan membedakan
perubahannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa
dan menempati ruangan. Contoh; besi, kayu dan lain-lain. Zat adalah sebutan
untuk sejumlah yang sifatnya spesifik (khusus). Sedangkan bahan adalah sebutan
untuk sejumlah materi yang kurang spesifik sifatnya.
A.
Sifat Fisika dan Sifat Kimia
1). Sifat Fisika
Sifat fisika merupakan sifat materi yang dapat dilihat
secara langsung dengan indera. Sifat fisika antara lain wujud zat, warna, bau,
titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan, kelarutan, kekeruhan dan
kekentalan. Beberapa sifat fisika:
a. Wujud zat
Wujud zat dibedakan atas zat padat, cair dan gas.
Sifat-sifat dari ketiga zat tersebut, yaitu :
No
|
Zat
Padat
|
Zat
Cair
|
Zat
Gas
|
1
|
Mempunyai
bentuk dan volume tertentu
|
Bentuk
tergantung wadahnya, volume tertentu
|
Tidak
mempunyai bentuk dan volume tertentu, bergantung wadahnya
|
2
|
Jarak
antar partikel sangat rapat
|
Jarak
antarpartikel agak renggang
|
Jarak
antarpartikel sangat renggang
|
3
|
Partikel
– partikelnya tidak dapat bergerak bebas
|
Partikel
– partikelnya dapat bergerak bebas
|
Partikel
– partikelnya dapat bergerak cepat
|
b. Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan terjadi pada zat cair. Kekeruhan cairan
disebabkan adanya partikel suspensi yang halus. Jika sinar cahaya dilewatkan
pada sampel keruh maka intensitasnya akan berkurang karena dihamburkan. Hal ini
bergantung konsentrasinya.
c. Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan atau viskositas adalah ukuran ketahanan zat
cair untuk mengalir. Aliran atau viskositas suatu cairan dibanding dengan
aliran air memberikan viskositas relatif untuk cairan tersebut. Angka
pengukuran viskositas relatif cairan disebut dengan indeks viskositas. Indeks
viskositas dapat dirumuskan seperti berikut:
Indeks
viskositas = flow rate cairan
Flow rate
air
d.
Titik Didih
Titik didih merupakan suhu ketika suatu zat
mendidih. Mendidih berbeda dengan menguap. Mendidih terjadi pada suhu tertentu,
yaitu pada titik didih sedangkan menguap terjadi pada suhu berapa saja dibawah
titik didih. Titik didih berbagai zat berbeda, bergantung pada struktur dan
sifat bahan. Berikut beberapa zat pada tekanan 1 atm;
No
|
Nama Zat
|
Tidik Didih (C)
|
1
|
Nitrogen
|
-196
|
2
|
Oksigen
|
-183
|
3
|
Alkohol(Etanol)
|
78
|
4
|
Air
|
100
|
5
|
Tembaga
|
2595
|
e.
Titik Leleh
Titik leleh merupakan suhu ketika suatu
zat padat menjadi cairan. Zat cair dan zat gas juga memiliki titik leleh,
tetapi perubahannya tidak dapat diamati pada suhu kamar. Perhatikan titik leleh
beberapa zat berikut:
No
|
Nama Zat
|
Tidik Didih (C)
|
|
1
|
Nitrogen
|
-210
|
|
2
|
Oksigen
|
-216
|
|
3
|
Alkohol(Etanol)
|
-117
|
|
4
|
Air
|
0
|
|
5
|
Tembaga
|
1083
|
|
6
|
Besi
|
1535
|
|
f. Kelarutan
Larutan merupakan campuran homogen. Dalam larutan terdapat
dua komponen yaitu pelarut dan terlarut. Pelarut merupakan zat yang melarutkan
dan biasanya jumlahnya lebih banyak,
sedangkan terlarut merupakan zat yang terlarut, biasanya jumlahnya lebih kecil.
Pada umumnya larutan berupa cairan tetapi larutan juga
terjadi dalam bentuk gas dan padat. Contoh larutan gas adalah udara yang
terdiri dari oksigen, nitrogen, karbon dioksida dan gas-gas yang lain. Contoh
larutan padatan adalah stainless steel. Kelarutan menerangkan tingkat suatu zat
saling melarutkan. Kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Suhu
Pada saat melarutkan bentuk padat menjadi cair melibatkan
penghancuran struktur yang kaku, atau kisi-kisi kristal dari zat padat. Pada
peritiwa ini diperlukan energi. Kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik
partikel zat bertambah sehingga partikel pada suhu yang tinggi bergerak lebih
cepat dibandingkan pada suhu rendah. Kondisi ini menyebabkan terjadinya
tumbukan antara partikel zat terlarut dengan partikel pelarut.
2. Volume Pelarut
Semakin besar volume pelarut, maka jumlah partikel pelarut
akan semakin banyak. Kondisi tersebut memungkinkan lebih banyak terjadi
tumbukan antara partikel zat terlarut dengan partikel zat pelarut sehingga zat
padat larut.
3. Ukuran Zat Terlarut
Makin kecil ukuran zat terlarut, makin besar kelarutan zat
padat.
2). Sifat Kimia
Sifat kimia merupakan sifat yang dihasilkan dari perubahan
kimia, antara lain mudah terbakar, mudah busuk dan korosif. Sifat-sifat ini
karakteristik.
a. Mudah terbakar
Saat kita membakar kembang api, maka dengan segera akan
terjadi nyala warna-warni yang indah. Pada peristiwa tersebut telah terjadi
perubahan kimia. Contoh lain yang mudah terbakar adalah fosfor. Fosfor dapat
terbakar bila terkena udara, membentuk senyawa fosfor oksida.
b. Mudah busuk
Jika buah dan sayur
dibiarkan di udara terbuka, maka lama
kelamaan akan membusuk. Proses pembusukan ini karena adanya mikroorganisme.
c. Korosif
Pengkaratan (korosi) merupakan peristiwa rusaknya logam
oleh pengaruh lingkungan, yaitu adanya oksigen dan kelembapan. Pada proses
korosi ini terbentuk zat baru yaitu karat.
B.
Metode-Metode Pemisahan Campuran
Campran dapat tersusun atas beberapa unsur ataupun
senyawa. Komponen-komponen penyusun suatu campuran tersebut dapat dipisahkan
berdasarkan sifat fisika zat penyusunnya. Beberapa metode yang umum dipergunakan
untuk memisahkan campuran antara lain:
1. Penyaringan (Filtrasi)
Filtrasi atau penyaringan adalah teknik penyaringan yang
dapat memisahkan campuran yang partikel zat-zat penyusunnya berbeda.
2. Sentrifugasi Suspensi
Suspensi
yang partikel-partikelnya sangat halus tidak bisa dipisahkan dengan cara
filtrasi. Cara untuk memisahkan suspensi yaitu membiarkannya hingga mengendap.
Akan tetapi, banyak partikel yang terlalu kecil untuk disaring tetapi juga
tidak dapat mengendap. Hal ini karena partkel-partikel padatan tersebut
dipengaruhi oleh gerakan molekul cairan yang sangat cepat. Suspensi yang sulit
dipisahkan ini dapat dipisahkan dengan sentrifugasi.
3. Evaporasi (Penguapan)
Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sampai zat
pelarutnya menguap dan meninggalkan zat terlarut. Proses pemisahan dengan cara
penguapan, ini dapat terjadi karena zat terlarut memiliki titik didih yang
lebih tinggi daripada zat pelarutnya.
4. Distilasi (Penyulingan)
Distilasi (penyulingan) adalah proses pemisahan campuran
dengan penguapan yang diikuti dengan pengembunan. Mula-mula campuran yang akan
dipisahkan dipanaskan hingga di atas titik didih zat yang akan dipisahkan. Oleh
karena zat yang akan dipisahkan memiliki titik didih yang lebih rendah daripada
larutan, maka zat tersebut akan menguap terlebih dahulu. Uap yang terbentuk
kemudian didinginkan sehingga menjadi cairan. Cairan yang dihasilkan
selanjutnya ditampung dalam suatu wadah sebagai distlat.
5. Sublimasi
Sublimasi adalah proses pemisahan campuran yang dapat
digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat meyublim dari campurannya yang
tidak dapat menyublim.
C.
Perubahan Materi
Materi dapat dikenali berdasarkan sifat-sifat fisika
maupun sifat-sifat kimianya. Hal yang perlu digaris bawahi adalah perubahan
fisika dapat menghasilkan perubahan wujud materi, tetapi tidak menghasilkan
materi baru. Sedangkan perubahan kimia menghasilkan materi baru.
Berikut perbandingan atau perbedaan perubahan fisika
dengan perubahan kimia:
Perubahan Fisika
|
Perubahan Kimia
|
Tidak terbentuk zat yang jenisnya baru
|
Terbentuk zat baru
|
Reversibel
|
Irreversibel
|
Tidak terjadi reaksi kimia
|
Terjadi reaksi kimia, ditandai dengan
pembentukan gas, endapan, warna dan energi
|
(Crayonpedia.2010.Perubahan Fisika dan Kimia)
Sifat-sifat kimia adalah kecenderungan dari suatu zat
untuk mengalami perubahan kimia tertentu. Misalnya sifat kimia dari air akan
bereaksi secara hebat dengan Natrium dan akan menghasilkan gas Hidrogen,
satu-satunya zat yang disebut Natrium Hidroksida.
Bila kita perhatikan sifat kimia ini maka akan terlihat
air dan Natriumnya mengalami perubahan disebut perubahan kimia dan menghasilkan
zat lainnya. Setelah itu diperhatikan sifat kimia ini, air dan Natriumnya
hilang diganti oleh zat lain yaitu NaCl (garam).
(James
Brady E. Kimia Universitas)
Perubahan fisika memiliki ciri-ciri perubahan yang tidak
terjadinya zat baru sifatnya perubahan memiliki ciri-ciri perubahan zat yang
disertai terjadinya zat baru sifatnya melalui reaksi kimia. Perubahan yang
terjadi dalam suatu reaksi yang bersamaan pun banyak ditemukan yang ditemukan
disebut dengan perubahan fisika dan perubahan kimia.
a.
Perubahan
Fisika
Contohnya: embun yang memiliki proses reaksi,
2H2 + O2 à 2H2O
b. Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
Contohnya: Pemanasan NaOH
dengan HCl akan menghasilkan kristal-kristal garam.
NaOH + HCl à NaCl + H2O
c.
Perubahan
fisika dan perubahan Kimia
Contohnya: Terbakarnya lilin, perubahan warna sumbu,
merupakan perubahan kimia, sedangkan merekatnya kembali lilin yang saat
pembakaran meleleh merupakan perubahan fisika.
( Nonimus,
2008)
Perubahan kimia dapat ditandai dengan adanya pembentukan
gas, pembentukan endapan, perubahan warna dan perubahan energi.
a. Pembentukan Gas
Gas dapat terbentuk bila kita tambahkan kapur tulis ke
dalam larutan asam klorida. Gas tersebut adalah karbon dioksida.
b. Pembentukan Endapan
Suatu larutan dapat bereaksi dengan larutan lain membentuk
endapan (padatan). Reaksi ini disebut reaksi pengendapan.
c. Perubahan Warna
Perubahan ini menunjukkan telah terjadi perubahan kimia.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat – alat
1. Tabung reaksi 3 buah
2. Gelas kimia 1 buah
3. Kaki tiga dan perangkatnya 1 buah
4. Cawan penguap 1 buah
5. Lampu spritus 1 buah
3.1.2
Bahan –
bahan
1. Larutan HCl 0,1 M 5 mL
2. Larutan NaOH 0,1 M 5 mL
3. Air suling secukupnya
4. Lilin putih 1 batang
5. Kaca arloji 1 buah
6. Penggaris 1 buah
3.2 Cara Kerja
1. Perubahan Fisika :
Kedalam gelas kimia dimasukkan 15 mL air suling,
diletakkan di atas tungku kaki tiga dan ditutup dengan kaca arloji yang di
atasnya telah diisi air. Dipanaskan sampai air yang ada didalam gelas kimia
mendidih. Diamati titik-titik air pada bagian bawah kaca arloji.
2. Perubahan Kimia :
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 3 mL larutan HCl 0,1 M,
ditambahkan ke dalamnya 3 mL larutan NaOH 0,1 M. Dimasukkan larutan yang telah
direaksikan tersebut ke dalam cawan penguap, dan diletakkan diatas tungku kaki
tiga dan dipanaskan sampai semua airnya menguap. Diperhatikan kristal-kristal
yang ada pada cawan penguap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil
(1). Perubahan físika
Pada saat air suling dipanaskan sampai mendidih terdapat
uap air dibawah kaca arloji. Pada kaca arloji di atasnya menguap karena terjadi
pemanasan.
(2). Perubahan Kimia
Pada saat larutan HCl + NaOH yang telah dimasukkan kedalam
cawan penguap dipanaskan di atas kaki tiga hingga mengering terdapat kristal di
dalam cawan penguap.
(3). Perubahan fisika dan
kimia
a. Perubahan Fisika:
Lilin
mencair dan mengeras kembali.
b. Perubahan kimia:
Sumbu
terbakar dan perubahan warna sumbu itu sendiri. Setelah dinyatakan setelah 5
menit, tinggi api 2 cm, bentuk api kerucut, warna sumbu hitam, tinggi sumbu 6
cm berjelaga.
5.2
Pembahasan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah diamati mengenai cara membedakan perubahan fisika
dan perubahan kimia dapat dikatakan bahwa perubahan fisika mempunyai ciri-ciri
perubahan yang tidak disertai terjadinya zat yang baru sifatnya melalui reaksi
kimia.
1. Perubahan fisika
Air yang sudah dimasukkan di dalam gelas kimia dipanaskan
di atas tungku berkaki tiga, di atas gelas kimia diletakkan kaca arloji yang sudah diisi air diatasnya. Pada
pemanasan berlangsung maka air yang ada di dalam gelas kimia perlahan akan
mendidih, sedangkan air yang ada di bawah kaca arloji akan menguap sehingga
yang terjadi adalah perubahan fisika. Karena tidak menimbulkan zat baru, hanya
perubahan wujud saja. Dan uap air dapat kembali lagi menjadi air apabila
didinginkan.
2. Perubahan kimia
Ketika larutan HCl dan NaOH yang telah dimasukkan ke dalam
cawan penguap dipanaskan di atas kaki tiga hingga mengering terdapat kristal di
dalam cawan penguap. Dari percobaan ini dapat kita lihat bahwa timbul zat baru,
yaitu garam dan ini menandakan bahwa telah terjadi perubahan kimia.
HCl + NaOH à NaCl + H2O
3. Perubahan fisika dan nimia
Ketika lilin mencair saat dinyalakan dan mengeras kembali
saat didinginkan, maka telah terjadi perubahan fisika, dimana wujudnya berubah
dan tidak menimbulkan zat baru.
Sedangkan
sumbu yang terbakar pada lilin dan perubahan warna pada sumbu tersebut setelah
dinyalakan selama 5 menit, telah terjadi perubahan kimia, dimana telah
menghasilkan asap (CO2). Dan zat-zat hasil pembakaran tersebut tidak
dapat dikembalikan seperti semula. Karena lilin tersebut telah menghasilkan zat baru yang berbeda dengan sifat
asalnya. Lilin yang dibakar atau sumbunya yang dibakar merupakan perubahan
kimia, karena menghasilkan zat baru dan terjadinya/terbentuk gas CO2 dan
perubahan warna pada sumbu lilin. Pada perubahan kimia, sangat sulit
untuk mendapatkan kembali materi semula (bersifat irreversibel).
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan dan hasil pengamatan yang
telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan di antaranya :
1.
Perubahan
fisika adalah suatu perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Sedangkan
perubahan kimia adalah semua perubahan yang menghasilkan zat yang baru dan
tidak dapat kembali ke zat semula.
2.
Sifat
fisika, yaitu wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis,
kekerasan, kelarutan, kekeruhan dan kekentalan. Sedangkan sifat-sifat kimia,
yaitu: mudah terbakar, mudah busuk dan korosif (pengkaratan).
3.
Contoh
dari peristiwa perubahan fisika adalah pada saat air suling dipanaskan sampai
mendidih terdapat uap air dibawah kaca arloji, karena uap air dapat kembali
menjadi air saat didinginkan.
4.
Ketika
larutan HCl dan NaOH dipanaskan hingga mengering terdapat kristal-kristal di
dalam cawan penguap.
HCl +
NaOH à NaCl + H2O
5.
Terjadi
perubahan kimia pada saat lilin dipadamkan, sumbu menjadi warna hitam dan
panjang sumbu lilin berkurang serta timbulnya gas CO2. sedangkan
terjadi perubahan fisika pada saat lilin dinyalakan, lilin pun mencair dan pada
saat padatan lilin padat kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Crayonpedia.2010.Perubahan
Fisika dan Kimia
James Brady E. Kimia
universitas
Nominus. 2007
LAMPIRAN II
JAWABAN TUGAS DAN PERTANYAAN
1.
Tuliskan rumus molekul lilin !
2.
Mengapa kadang kala nyala api lilin berjelaga ?
3.
Sebutkan kristal apa yang terjadi pada percobaan kedua
!
4.
Jelaskan mengapa air setelah mendidih atau hamper
mendidih terjadi gelembung – gelembung !
Penyelesaian
:
1.
Rumus molekul lilin : CnHn + 2 à n = 20 – 35
2.
Nyala api berjelaga dikarenakan adanya unsur atau zat
yang menghampiri api berupa angina yang berhembus, maka lilin terkadang
berjelaga.
3.
Kristal yang terjadi pada percobaan dua ini ialah
berupa bubuk atau serbuk kristal.
4.
Setelah atau hamper mendidih, air akan bergelembung –
gelembung karena air bagian bawah lebih cepat panas dan menjadi gas. Dengan
kata lain, gelembung – gelembung tersebut adalah air yang sudah menjadi gas.
LAMPIRAN III
Gambar Alat – alat
Gambar
dan Nama Alat
|
||||
Tabung Reaksi
|
.
Lampu Spritus
|
|||
Gelas Kimia
Kaki tiga
|
Cawan Penguap
|
mantap tak nyoue :v
BalasHapus