a.
Judul Praktikum :
Membedakan Campuran dan Senyawa
b.
Tanggal Praktikum :
03 Mei 2013
c. Tujuan Praktikum : Membedakan campuran
homogen dan heterogen.
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Membedakan Campuran dan Senyawa dengan
tujuan untuk membedakan campuran homogen dan heterogen. Percobaan ini dilakukan
dengan metodelogi pencampuran, filter, dan pemanasan. Pencampuran dilakukan
pada air dengan pasir dan etanol dengan aseton, filter dilakukan pada campuran
air dan garam, dan pemanasan dilakukan
pada filtrat dari campuran air dengan garam. Dari hasil percobaan
diperoleh bahwa campuran air dengan pasir dan campuran etanol dan aseton
merupakan campuran campuran heterogen karena kedua larutan tersebut tidak
tercampur sempurna. Sedangkan campuran air dengan garam merupakan campuran
homogen karena campuran tersebut larut secara sempurna dan terjadi
rekristalisasi saat pemanasan.
Kata Kunci : Senyawa, Campuran Homogen, Campuran heterogen, Filter
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa dan Campuran dapat kita beda-bedakan dilihat dari sifat kimia dan
fisikannya. Kita dapat menemukan unsur dalam keadaan bebas, artinya unsur
tersebut tidak bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa. Namun demikian,
di alam ini lebih banyak ditemukan unsur yang senantiasa mengadakan ikatan
dengan unusr lain. Unsur-unsur demikian disebut dengan unsur yang reaktif.
Apakah perbedaan antara senyawa dan campuran tersebut?
Komposisi unsur-unsur penyusun suatu campuran tidak tertentu sehingga
kita tidak dapat menentukan rumus kimia suatu campuran. Berbeda halnya dengan
senyawa yang memiliki komposisi penyusun yang tetap. Perbedaan senyawa dan
campuran yang lain adalah pemisahan campuran pada umumnya dapat dilakukan
secara fisika. Pemisahan secara fisika adalah pemisahan suatu zat berdasarkan
sifat-sifat fisika suatu benda yang meliputi ukuran partikel dan titik didih.
Contoh, pemisahan campuran batu dan pasir dilakukan dengan pengayakan.
Contoh lain, adalah pemisahan fraksi minyak bumi dilakukan dengan teknik Distilasi, yaitu pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih masing-masing komponen di dalam campuran. Sedangkan, cara pemisahan senyawa menjadi zat-zat penyusunnya yang berupa unsur-unsur dilakukan secara kimia, artinya reaksi terjadi pada tingkat molekuler yang melibatkan pengubahan, penataan, dan pengaturan kembali atom-atom penyusun senyawa tersebut. Contohnya, untuk mendapatkan Hidrogen dan Oksigen dari air dapat dilakukan dengan elektrolisis. Reaksi elektrolisis, air secara sederhana dituliskan sebagai berikut : H0 ——–> H + O
Contoh, pemisahan campuran batu dan pasir dilakukan dengan pengayakan.
Contoh lain, adalah pemisahan fraksi minyak bumi dilakukan dengan teknik Distilasi, yaitu pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih masing-masing komponen di dalam campuran. Sedangkan, cara pemisahan senyawa menjadi zat-zat penyusunnya yang berupa unsur-unsur dilakukan secara kimia, artinya reaksi terjadi pada tingkat molekuler yang melibatkan pengubahan, penataan, dan pengaturan kembali atom-atom penyusun senyawa tersebut. Contohnya, untuk mendapatkan Hidrogen dan Oksigen dari air dapat dilakukan dengan elektrolisis. Reaksi elektrolisis, air secara sederhana dituliskan sebagai berikut : H0 ——–> H + O
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk membedakan campuran homogen dan heterogen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jika beberapa zat bergabung/bercampur
tanpa melakukan reaksi kimia, maka campuran zat-zat tersebut adalah campuran.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai, misalnya: air, udara, makanan
dan sebagainya.
1.
Perbedaan
antara campuran dan senyawa
(a) Campuran
- Campuran tak tentu tanpa reaksi kimia.
- Perbandingan komponen yang menyusun campuran tidak tertentu dan dapat sembarangan.
- Komponen-komponen campuran tetap memiliki sifat masing-masing.
- Campuran dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya dengan cara fisis.
(b) Senyawa
- Senyawa terbentuk melalui reaksi kimia.
- Perbandingan komponen yang menyusun senyawa melalui cara tertentu dan tetap.
- Komponen-komponen senyawa kehilangan sifat semulanya.
- Senyawa tidak dapat dipisahkan dengan cara fisis.
Senyawa
adalah zat yang terdiri atas dua atau lebih unsur masing-masing senyawa
individu telah ada dalam propersi yang sama. Unsur dan senyawa dianggap sebagai
zat yang murni karna komponennya selalu tetap.
Contoh: air dan natrium klorida adalah suatu
senyawa yang mempunyai komposisi yang tetap dalam sampel manapun, tetapi garam
dapat dilarutkan ke dalam air yang mencampur keduanya, sehingga memberikan
campuran dengan berbagai komposisi..
2.
Jenis-jenis
campuran
Campuran terbagi dua jenis yaitu campuran
homogen dan campuran heterogen.
(a) Campuran homogen
Campuran
homogen adalah campuran yang bersifat serba sama atau larut. Campuran ini
disebut juga larutan dan mempunyai sifat selalu seragam, bila kita periksa
sedikit dari bagian larutan NaOH dalam air. Sifat-sifatnya akan sama dari bagian larutan
tersebut, dapat juga disebut bahwa larutan terdiri dari suatu fase (letak atau
sifat sama).
(b) Campuran Heterogen
Campuran
heterogen adalah campuran yang tidak larut/berbeda sifat. Campuran heterogen
juga merupakan campuran yang serba beraneka dan tidak dapat larut diantara satu
sama yang lain, yang disebabkan oleh perbedaan sifat. Perbedaan sifat ini
sering digunakan sebagai penguji kemurnian suatu zat.
(E. Brady, james. Kimia Universitas)
Jika
sejumlah kecil garam (NaCl) dimasukkan ke dalam air, komposisi sifat fase
cairan baru ini yaitu larutan. Berbeda dengan air murni, larutan ini adalah
homogen, karena terdiri dari dua buah zat yang dapat terlarut dan
sifat-sifatnya sama untuk keseluruh cairan.
Jika
pasir (SO2) ditambahkan ke dalam air, pasir akan mengendap ke dasar
cairan yang tetap merupakan kepadatan tak larut dalam air. Pasir ini merupakan
campuran fase, yaitu cairan yang ditambah dengan padatan.
(Ralph.
Gt. Petruci. Kimia Dasar)
3.
Metode
Pemisahan Campuran
Pemisahan
campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantara ialah:
(a). Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi
adalah cara pemisahan zat padat melalui filter (saringan) yang berpori-pori.
Pada saat bereksperimen di laboratorium, untuk memisahkan pasir dari air dengan
menggunakan corong yang dibasahi dengan kertas saring diatasnya. Pasir tinggal
di kertas saring dan air turun ke gelas kimia menembus kertas saring. Air
tersebut disebut dengan filter.
Cara filtrat ini juga
digunakan untuk memisahkan zat-zat kelarutan yang berbeda, misalnya: gula
dengan pasir. Jika gula
tersebut dimasukkan ke dalam air, maka gula tersebut akan larut. Sedangkan
pasir tidak, harus melalui penyaringan untuk memisahkan pasir dengan air.
(b). Kristalisasi (Penghamburan)
Kristalisasi
ialah cara memperoleh zat padat yang akan larut dalam air. Cara-cara
kristalisasi, yaitu :
- Penguapan
Cairan ini digunakan melalui pemanasan, sehingga membentuk
kristal padat. Cara ini sering digunakan pada pembuatan garam. Air laut
diuapkan dengan sinar matahari atau api dengan suhu tertentu, air akan menguap
dan membentuk kristal garam.
- Pendinginan
Zat-zat padat mudah larut dalam air panas daripada
air dingin. Jika suatu larutan
didinginkan maka kelarutan zat akan berkurang, sehingga muncul seperti kristal.
Cara ini dipakai pada industri belerang. Dengan uap air yang sangat panas
dipompakan pada deposit belerang di dalam tanah, sehingga belerang meleleh atau
larut.
- Distilasi (penyulingan)
Distilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat
terlarut atau bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda. Cairan
yang didingankan harus didihkan hingga menguap. Uap itu dilewatkan melalui alat
pengembun (kondensor).
- Ekstrasi ( pengairan)
Ektrasi adalah cara pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan melarutkan zat itu pada pelarut yang akan sesuai. Zat yang akan
diperoleh disebut sari (ekstrak).
- Adsorpsi (penyerapan)
Adsorpsi adalah penarikan suatu zat terhadap zat yang lain
secara kuat sehingga menempel pada permukaannya. Zat penyerap yang banyak
digunakan adalah karbon aktif (arang murni), yang mampu menyerap gas, zat
warna, bahkan mikroorganisme.
- Kromatografi (pemisahan zat-zat berwarna)
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan kecepatan
zat-zat terlarut yang akan sama dengan pelarutnya, pada permukaan suatu benda
penyerapan. Cairan ini dugunakan pada pemisahan zat yang berwarna.
(Irfan Anshary dan
Kriskia Ahmad. Kimia SMU)
Kebanyakan unsur dapat bereaksi dengan satu atau lebih
unsur lain untuk membentuk senyawa. Kita mendefinisikan senyawa (compound)
sebagai suatu zat yang tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih yang
terikat secara kimia dengan perbandingan yang tetap. Sebagai contoh, gas
Hidrogen terbakar dalam gas oksigen membentuk air, suatu senyawa yang
sifat-sifatnya sangat berbeda dengan sifat-sifat dari unsur-unsur pembentuknya.
Air tersusun atas dua bagian Hidrogen dan satu bagian Oksigen. Susunan ini
tidak dapat berubah, darimana pun air itu berasal.
(Raymond Chang. 2004. kimia Dasar.
Penerbit Erlangga : Jakarta)
Berikut hubungan antara unsur, senyawa dan berbagai
golongan materi lainnya yang telah dirangkum dalam tabel:
|
|
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat – alat
1. Gelas ukur 250 mL 1 buah
2. Lampu spritus 1 buah
3. Corong 1 buah
4. Cawan penguap 1 buah
3.1.2
Bahan –
bahan
1.
Larutan
Etanol dan Aseton
2.
Garam
dapur 3 gram
3.
Pasir
secukupnya
3.2 Cara Kerja
1. Diambil sedikit pasir, lalu dimasukkan ke
dalam gelas kimia kemudian ditambahkan 10 mL air suling, diaduk perlahan-lahan
dan dibiarkan beberapa saat. Diamati apakah air akan jernih kembali.
2. Kertas saring dilipat sehingga berbentuk
kerucut, dimasukkan ke dalam corong, dibasahi sedikit dengan air agar kertas
saring melekat pada corong.
3. Dicampurkan percobaan no. 1. diaduk
kembali dan ditambahkan 3 gram garam dapur dan diaduk lagi. Campuran tersebut
disaring dan dikumpulkan filtratnya dalam gelas kimia. Diamati dengan mencicipi
filtratnya.
4. Filtrat yang diperoleh dimasukkan kedalam
cawan penguap dan dipanaskan pada tungku kaki tiga. Diamati terbentuknya
kristal kembali (rekristalisasi).
5. Larutan etanol ditambahkan dengan larutan
aseton dan diamati, kemudian dikocok campuran tersebut dan dibiarkan beberapa
saat. Diamati campuran tersebut larut atau tidak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil
1.
Pada
saat air + pasir dan diaduk, maka warnanya akan keruh. Kemudian tidak larut.
Karena campuran ini merupakan campuran heterogen.
2.
Setelah
dicicipi, filtrat yang diperoleh mempunyai rasa asin. Air + garam à larut (campuran homogen)
3.
Setelah
dipanaskan, filtratnya membentuk kristal kembali (rekristalisasi), dan
terbentuk larutan homogen.
4.
Etanol +
aseton dicampurkan akan menghasilkan larutan heterogen, karena kedua larutan
tersebut terdiri dari larutan polar dan non polar.
5.2
Pembahasan
Dari hasil
pengamatan yang diperoleh, kita dapat mengetahui campuran homogen dan campuran
heterogen itu bagaimana, yaitu dimana campuran homogen adalah campuran yang
dapat larut, sedangkan heterogen tidak.
Ketika air dan pasir dicampur, maka campuran tersebut
tidak larut. Oleh karena itu campuran ini disebut campuran heterogen. Dan
ketika diaduk, maka warnanya akan keruh. Setelah diamkan beberapa saat, pasir
akan mengendap dan air kembali jernih.
Pada air yang ditambahkan pasair dan garam, dan setelah
diaduk larutan menjadi keruh. Tetapi garam telah larut dalam air. Hal ini dapat
dibuktikan saat garam telah menghilang dan pasir masih mengendap di bagian
bawah. Air + pasir + garam yang disaring dengan kertas saring, dan larutan
jernih kembali. Pasir masih menempel pada kertas saring sebagai reside dan rasa
asin, karena garam telah larut dalam air (campuran homogen).
Kemudian filtrat dipanaskan, setelah menguap semua
terbentuklah kristal garam (rekristalisasi). Pada percobaan terakhir ialah
campuran etanol dan aseton yang menghasilkan larutan heterogen, karena kedua
larutan tersebut rediri dari larutan polar dan non-polar. Dari hasil pengamatan
dan pembahasan, kita dapat membedakan bagaimana campuran homogen dan bagaimana
campuran heterogen.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan pembahasan dan hasil
dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan,
diantaranya:
1. Air bila dicampurkan dengan pasir akan
kembali jernih apabila didiamkan.
2. Air + pasir + garam, maka garam akan
larut. Dan warna air menjadi keruh.
3. Hasil filtrat dari percampuran air, pasir
dan garam bila dipanaskan akan menghasilkan kristal-kristal kembali.
4. Aseton + etanol menjadi campuran
heterogen.
DAFTAR PUSTAKA
E_Brady. James. Kimia Universitas
Irfan Anshary dan Kriskia Ahmad. Kimia SMU
Ralph. Gt. Petruci. Kimia Dasar
Raymond Chang. 2004. Kimia Dasar. Penerbit
Erlangga: Jakarta
LAMPIRAN II
Jawaban Tugas dan Pertanyaan
1.
Tuliskan rumus molekul minyak !
2.
Mengapa terjadi homogen dan heterogen ?
3.
Sebutkan jenis – jenis reaksi yang terjadi pada
percobaan tersebut !
4.
Jelaskan bagaimana keadaan atau kondisi air setelah
bercampur !
Penyelesaian :
1.
Rumus Molekul Minyak : CH3(CH2)16COOH
2.
Terjadinya homogen karena dapat dilarutkan dengan sempurna antara pelarut dengan zat
yang terlarut (tidak dapat dipisahkan). Sedangkan campuran heterogen terjadi
dikarenakan beda massa jenis dan pelarut dengan zat yang dilarutkan tidak
terlarut sama sekali.
3.
Jenis – jenis reaksi yang terjadi pada percobaan
tersebut ialah :
a.
Pasir + Air àReaksi Reversibel
b.
Garam + Air àReaksi Analitik dan
reversible
c.
Etanol + Aseton àReaksi Reversibel
4.
Pada keadaan air dicampur dengan pasir, awalnya air
menjadi keruh. Setelah beberapa saat air kembali jernih. Dan pada keadaan air
dengan garam, air terasa asin.
5.
LAMPIRAN III
Gambar Alat – alat
Gambar
dan Nama Alat
|
|
Gelas Ukur
|
.
Lampu Spritus
|
Corong
|
Cawan Penguap
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar