Jumat, 26 Juli 2013

Penentuan Perbandingan Jumlah Mol Pereaksi



a.       Judul Praktikum       :  Penentuan Perbandingan Jumlah Mol Pereaksi
b.      Tanggal Praktikum   :  04 Mei 2013
c.   Tujuan Praktikum     :  Menentukan jumlah mol zat yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia.





ABSTRAK

Percobaan Penentuan perbandingan jumlah mol pereaksi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jumlah mol zat yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Dalam suatu reaksi kimia, bahwa perbandingan  jumlah mol yang bereaksi sangat menentukan jumlah hasil reaksi. Percobaan ini dilakukan dengan metodelogi pencampuran larutan Pb(NO) dengan larutan KI dan larutan Pb(NO)  dengan KCrO masing – masing berbeda tabung dan volume hingga terlihat hasil dari perbandingannya. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pada campuran Pb(NO)dengan KI menghasilkan endapan yang berbeda pada tabung yang berbeda pula, yaitu 1:9 = 0,58 cm endapan, 3:7 = 0,3 cm endapan, 5:5 = 0,2 cm endapan, 7:3 = 0,3 cm endapan, dan 9:1 = 0,1 cm endapan. Sedangkan pada campuran Pb(NO)dengan KCrO menghasilkan endapan yang berbeda pada tabung yang berbeda pula, yaitu 1:9 = 0,8 cm endapan, 3:7 = 2 cm endapan, 5:5 = 1,5 cm endapan, 7:3 = 1 cm endapan, dan 9:1 = 0,5 cm endapan. Penentuan perbandingan volume reaktan sangat berpengaruh juga terhadapat hasil endapan.

Kata Kunci : Perbandingan Mol,  Endapan,



BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan, berfase padat,terbentuk jika larutan lewat jenuh. Suatu zat akan mengendap jika hasil kali kelarutan ion-ionnyalebih besar dari Ksp. Kelarutan (s) didefinisikan sebagai konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Pembentukan endapan adalah salah satu teknik untuk memisahkan analit dari zat lain, dan endapan ditentukan dengan cara ditimbang dan dilakukan perhitungan stoikiometri. Cara ini dikenal dengan nama Gravimetri.
Gravimetri berdasar pada reaksi berikut : aA + rR  → AaRr.
Keterangan :
A  = molekul analit A
R  =  molekul analit R
AaRr. = zat yang mengendap
 Pereaksi R berlebih biasanya untuk menekan kelarutan endapan. Keberhasilan analisa gravimetri bergantung pada kesempurnaan proses pemisahan hingga kuantitas yang tidak mengendap tak ditemukan (biasanya 0,1 mg). 1

1.2      Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk menentukan jumlah mol zat yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Dalam suatu reaksi kimia, bahwa perbandingan jumlah mol yang bereaksi sangat menentukan jumlah hasil reaksi.

                        Konsep Mol dan Tetapan Avogadro
                 
                  Apabila kita mereaksikan satu atom karbon (C) dengan satu molekul Oksigen (O2), maka akan terbentuk satu molekul CO2  tetapi sebenarnya yang kita reaksikan bukan satu atom karbon, satu molekul oksigen, melainkan sejumlah besar atom karbon dan sejumlah besar molekul oksigen. Oleh karena itu, jumlah atom atau jumlah molekul yang bereaksi begitu besarnya, maka untuk menyatakannya, para ahli menggunakan “Mol” sebagai satuan jumlah partikel (molekul, atom, atau ion).
                  Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel zat itu sebanyak atom yang terdapat dalam 12.000 gram atom karbon -12.
                  Jadi dalam satu mol suatu zat terdapat  6,022 x  partikel. Nilai 6,022 x  partikel mol disebut sebagai tetapan Avogadro, dengan lambang L atau N. Dalam kehidupan sehari – hari, mol dapat kita anologikan sebagai “lusin”. Jika 1 lusin menyatakan 12 buah, maka mol menyatakan jumlah 6,022 x   partikel zat. Kata partikel pada NaCl, H2O, N2 dapat dinyatakan  dengan ion dan molekul, sedangkan pada unsur seperti Zn, C, Al dapat dinyatakan dengan atom.
Perhatikan tabel berikut :





Table 06.6    Jumlah Partikel dalam beberapa zat
Nama Unsur
Rumus
Jumlah
Jenis Partikel
Jumlah Partikel
Seng

Aluminium

Natrium Klorida

Air
Zn

Al

NaCl


H2O
1 mol

1 mol

1 mol


1 mol
Atom

Atom

Atom


Atom
1 x 6,022 x   atom

1 x 6,022 x   atom

1 x 6,022 x   atom


1 x 6,022 x   atom





                  Rumus kimia suatu senyawa menunjukkan perbandingan jumlah atom yang ada dalam senyawa tersebut.

(Martin, 2000)




Tabel 06.7   Perbandingan atom – atom dalam H2SO4


Jumlah H2SO4

Jumlah Atom H
Jumlah Atom S
Jumlah Atom O
1
2
1
4
1 mol
2 mol
1 mol
4 mol
1 x 6,022 x
2 x 6,022 x
1 x 6,022 x
4 x 6,022 x
6,022 x
1,204 x
6,022 x
2,4408 x




Massa Molar (M)
                 
                  Massa satu mol zat dinamakan massa molar (lambing “M”), besarnya molar zat adalah massa atom relative, atau massa molekul relative zat yang dinyatakan  dalam satuan gram.

(Respah, 1989)

Volume Molar (VM)
                 
                  Volume satu molar zat dalam bentuk wujud gas dinamakan volume molar (dengan lambang “VM”) zat tersebut.
                  Berapakah volume molar gas? Bagaimana menghitung volume sejumlah  tertentu gas pada suhu dan tekanan? Dengan mengandalkan gas yang akan kita ukur bersifat ideal, maka persamaan yang didapat ialah :

P.V = n.R.T
 
 




Keterangan :

P    = Tekanan (atm)
V   = Volume (Liter)
n    = Jumlah mol gas
R   = Tetapan gas (0,08205 L.atm/mol.K)
T    = Suhu mutlak (273,15 K)


Contoh :
1.      Dik : Ar H = 1
               Ar O = 16
      Dit : Massa 2 mol H2O = …….?
      Jawab :
      Mr H2O = (2 Ar H) + Ar O
                     = (2 x 1) + 16   
                     = 18
                    
      Massa molar H2O = 18 gram/mol
      Massa 2 mol H2O = 2 mol x 18 gram/mol
                                    = 36 gram



2.      Dik : n = 1 mol
         R = 0,08205 L.atm/mol.K
         T = 273 K
Dit : Vm = ……?
Jawab :

Vm = 1 mol x 0,08205 L.atm/mol.K x 273 K   =  22,4 L
                                    22,4 L








BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1      Alat dan Bahan
3.1.1        Alat – alat

1.      Tabung reaksi 10 buah dan rak tabung 1 set
2.      Penggaris 1 buah
3.      Gelas ukur 1 mL 1 buah

3.1.2        Bahan – bahan

1.      Larutan Pb(NO3)2 0,2 M 50 mL
2.      Larutan KI 0,2 M 50 mL
3.      Larutan K2Cr2O4 0,1 M 50 mL

3.2      Cara Kerja

  1. Dimasukkan larutan Pb(NO3)2  0,5 M dan larutan KI 0,5 M ke dalam 5 buah tabung reaksi :
            Tabung                              A         B         C         D         E

            Pb(NO3)2                                   1          3          5          7          9

                KI                                      9          7          5          3          1

  1. Dikocok setiap campuran, kemudian biarkan endapan turun selama lebih kurang 20 menit.
  2. Diulangi cara kerja diatas dengan menggantikan larutan KI dengan larutan K2Cr2O4.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1   Hasil


Tabung
Pb(NO3)2  (mL)
KI  (mL)
Endapan (cm)
A
1
9
0,58
B
3
7
0,3
C
5
5
0,2
D
7
3
0,3
E
9
1
0,1


Tabung
Pb(NO3)2 (mL)
 K2Cr2O4 (mL)
Endapan (cm)
A
1
9
0,8
B
3
7
2
C
5
5
1,5
D
7
3
1
E
9
1
0,5


5.2        Pembahasan

Pb(NO3)2  +  KI             PbI2    +   2KNO3

                  Pada Pb(NO3)2  +  KI  dengan perbandingan 1 : 9 tinggi endapan 0,58 cm berwarna kuning, perbandingan 3 : 7 warna endapan kuning setinggi 0,3 cm, perbandingan 5 : 5 tinggi endapan 0,2 cm dengan warna kuning. Pada perbandingan 7 : 3 endapan berbentuk serbuk kecil dan tidak merata, warnanya kuning keruh. Endapan ini sangat sedikit, kira – kira 0,1 cm. pada perbandingan 9 : 1 hasilnya hanya sedikit endapan bahkan hamper tak terlihat lagi yaitu 0,1 cm warnanya agak bening. Pada percobaan ini, tingginya tingkat perbandingan volume sangat berpengaruh terhadap hasil endapan yang diperoleh. Contohnya bisa kita lihat pada perbandingan Pb(NO3)2          +  KI  adalah 1 : 9 dengan endapan 0,58 cm dan jika dibandingkan dengan 9 : 1 endapannya hanya 0,1 cm. Hal ini membuktikan bahwa tingkat perbandingan jumlah mol pereaksi sangat berpengaruh pada endapan dan hasil reaksi.

Pb(NO3)2  +   K2Cr2O4              Pb Cr2O4    +   KNO3

                  Pada Pb(NO3)2       +  K2Cr2O4,  perbandingan 1 : 9 endapannya 0,8 cm dan warna endapan adalah kuning, perbandingan 3 : 7 endapan setinggi 2 cm warnanya kuning. Pada perbandingan 5 : 5 endapan terdapat 1,5 cm. pada perbandingan 7 : 3 endapan setinggi 1 cm. Pada perbandingan 9 : 1 dengan endapan 0,5 cm. Pada percobaan ini, juga membuktikan bahwa tingkat perbandingan jumlah mol pereaksi sangat berpengaruh pada endapan dan hasil reaksi. Semakin rendah perbandingan K2Cr2O4, maka semakin tinggilah endapan. Sedangkan pada percobaan pertama, semakin rendah perbandingan maka semakin rendah pula tinggi endapan.










BAB V
KESIMPULAN
             
              Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan di antaranya sebagai berikut :

1.                  Penentuan jumlah mol zat yang bereaksi didalam suatu reaksi kimia sangat besar pengaruhnya, bahwa perbandingan jumlah mol yang bereaksi sangat menentukan jumlah hasil reaksi.
2.                  Penentuan perbandingan volume reaktan sangat berpengaruh juga terhadap hasil endapan.
3.                  semakin tinggi atau semakin rendah perbandingan maka semakin rendah dan semakin tinggi pula hasil dari reaksi tersebut.
4.                  Reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut ialah :

                     Pb(NO3)2  +  KI                PbI2    +   2KNO3

                     Pb(NO3)2  +   K2Cr2O4             Pb Cr2O4    +   KNO3













DAFTAR PUSTAKA


Keenan, Kleinfelter, Wood A.1999. Kimia Untuk Universitas.Edisi VI.Jilid I.Jakarta : Erlangga

Martin, S.Sielberbeg.2000.USA

Respah.1989.Dasar-dasar Ilmu Kimia.Jakarta : Rineka Cipta






















LAMPIRAN II
Jawaban Tugas dan Pertanyaan


1.      Buatlah grafik tinggi endapan pada masing-masing nomor tabung untuk masing-masing percobaan !
2.      Berapakah perbandingan jumlah mol Pb(NO3)2   dan KI yang bereaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana !

Penyelesaian :

1.      Grafik tinggi endapan pada masing-masing nomor tabung untuk masing-masing percobaan, yaitu sebagai berikut :

Tabung
A
B
C
D
E
Pb(NO3)2  + KI (cm)
0,58
0,3
0,2
0,3
0,1
Pb(NO3)2  + K2Cr2O4 (cm)
0,8
2
1,5
1
0,5







2.      Perbandingan jumlah mol Pb(NO3)2   dan KI yang bereaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana, ialah :
Pb(NO3)2   
Mr Pb(NO3)2   = Ar Pb + 2 Ar N + 6 Ar O
                        = 207 + 28 + 32
                        = 331 gr/mol
M  = gr x 1000
        Mr   V (mL)
      = gr x 1000
331      50 mL
         Gr =  331    =  3,31 gram
1000
n Pb(NO3)2  =  gr/Mr = 3,31/331  = 0,01 mol





KI
Mr KI  = Ar K + Ar I
            = 39 + 127
            = 166
M  = gr x 1000
   Mr   V (mL)
= gr x 1000
166      50 mL
gr = 0,2 x 166 x 50   =  1,66 gram
               1000
n KI = gr/Mr = 1,66/166 = 0,01 mol

Perbandingan mol Pb(NO3)2  : KI  =  1 : 1
LAMPIRAN III
Gambar Alat – alat



Gambar dan Nama Alat
Fungsi






Tabung Reaksi


Digunakan untuk menampung larutan Pb(NO3), K2Cr2O4 dan KI.
clip_image016







Gelas Ukur


Untuk mengukur volume larutan Pb(NO3),  K2Cr2O4 dan KI.


Penggaris
Untuk mengukur tinggi endapan larutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar