a.
Judul Praktikum :
Penentuan Perbandingan Jumlah Mol
Pereaksi
b.
Tanggal Praktikum :
04 Mei 2013
c. Tujuan Praktikum : Menentukan
jumlah mol zat yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
ABSTRAK
Percobaan Penentuan perbandingan jumlah
mol pereaksi dilakukan dengan tujuan
untuk menentukan jumlah mol zat yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
Dalam suatu reaksi kimia, bahwa perbandingan
jumlah mol yang bereaksi sangat menentukan jumlah hasil reaksi.
Percobaan ini dilakukan dengan metodelogi pencampuran larutan Pb(NO) dengan larutan KI dan
larutan Pb(NO) dengan KCrO masing – masing
berbeda tabung dan volume hingga terlihat hasil dari perbandingannya. Dari
hasil percobaan diperoleh bahwa pada campuran Pb(NO)dengan KI menghasilkan endapan yang berbeda pada tabung yang
berbeda pula, yaitu 1:9 = 0,58 cm endapan, 3:7 = 0,3 cm endapan, 5:5 = 0,2 cm
endapan, 7:3 = 0,3 cm endapan, dan 9:1 = 0,1 cm endapan. Sedangkan pada
campuran Pb(NO)dengan KCrO menghasilkan endapan
yang berbeda pada tabung yang berbeda pula, yaitu 1:9 = 0,8 cm endapan, 3:7 = 2
cm endapan, 5:5 = 1,5 cm endapan, 7:3 = 1 cm endapan, dan 9:1 = 0,5 cm endapan.
Penentuan perbandingan volume reaktan sangat berpengaruh juga terhadapat hasil
endapan.
Kata Kunci : Perbandingan Mol, Endapan,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Endapan
merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan, berfase padat,terbentuk jika
larutan lewat jenuh. Suatu zat akan mengendap jika hasil kali kelarutan ion-ionnyalebih
besar dari Ksp. Kelarutan (s) didefinisikan sebagai konsentrasi molar dari
larutan jenuhnya.
Pembentukan
endapan adalah salah satu teknik untuk memisahkan analit dari zat lain, dan
endapan ditentukan dengan cara ditimbang dan dilakukan perhitungan
stoikiometri. Cara ini dikenal dengan nama Gravimetri.
Gravimetri
berdasar pada reaksi berikut : aA + rR → AaRr.
Keterangan :
A =
molekul analit A
R =
molekul analit R
AaRr. = zat yang
mengendap
Pereaksi
R berlebih biasanya untuk menekan kelarutan endapan. Keberhasilan analisa
gravimetri bergantung pada kesempurnaan proses pemisahan hingga kuantitas yang
tidak mengendap tak ditemukan (biasanya 0,1 mg). 1
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk menentukan jumlah mol zat
yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam suatu reaksi kimia, bahwa perbandingan jumlah mol
yang bereaksi sangat menentukan jumlah hasil reaksi.
Konsep Mol
dan Tetapan Avogadro
Apabila kita mereaksikan satu
atom karbon (C) dengan satu molekul Oksigen (O2), maka akan terbentuk satu molekul CO2 tetapi
sebenarnya yang kita reaksikan bukan satu atom karbon, satu molekul oksigen,
melainkan sejumlah besar atom karbon dan sejumlah besar molekul oksigen. Oleh
karena itu, jumlah atom atau jumlah molekul yang bereaksi begitu besarnya, maka
untuk menyatakannya, para ahli menggunakan “Mol” sebagai satuan jumlah partikel
(molekul, atom, atau ion).
Satu mol didefinisikan sebagai
jumlah zat yang mengandung partikel zat itu sebanyak atom yang terdapat dalam
12.000 gram atom karbon -12.
Jadi dalam satu mol suatu zat
terdapat 6,022 x partikel. Nilai 6,022
x partikel mol disebut
sebagai tetapan Avogadro, dengan lambang L atau N. Dalam kehidupan sehari –
hari, mol dapat kita anologikan sebagai “lusin”. Jika 1 lusin menyatakan 12
buah, maka mol menyatakan jumlah 6,022 x partikel zat. Kata
partikel pada NaCl, H2O, N2 dapat dinyatakan dengan ion dan molekul, sedangkan pada unsur
seperti Zn, C, Al dapat dinyatakan dengan atom.
Perhatikan tabel berikut :
Table 06.6
Jumlah Partikel dalam beberapa zat
Nama Unsur
|
Rumus
|
Jumlah
|
Jenis Partikel
|
Jumlah Partikel
|
Seng
Aluminium
Natrium Klorida
Air
|
Zn
Al
NaCl
H2O
|
1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
|
Atom
Atom
Atom
Atom
|
1 x 6,022 x atom
1 x 6,022 x atom
1 x 6,022 x atom
1 x 6,022 x atom
|
Rumus kimia suatu senyawa
menunjukkan perbandingan jumlah atom yang ada dalam senyawa tersebut.
(Martin, 2000)
Tabel 06.7 Perbandingan atom – atom dalam H2SO4
Jumlah H2SO4
|
Jumlah Atom H
|
Jumlah Atom S
|
Jumlah Atom O
|
1
|
2
|
1
|
4
|
1
mol
|
2
mol
|
1
mol
|
4
mol
|
1 x
6,022 x
|
2 x
6,022 x
|
1 x
6,022 x
|
4 x
6,022 x
|
6,022
x
|
1,204
x
|
6,022
x
|
2,4408
x
|
Massa Molar (M)
Massa satu mol zat dinamakan
massa molar (lambing “M”), besarnya molar zat adalah massa atom relative, atau
massa molekul relative zat yang dinyatakan
dalam satuan gram.
(Respah, 1989)
Volume Molar (VM)
Volume
satu molar zat dalam bentuk wujud gas dinamakan volume molar (dengan lambang
“VM”) zat tersebut.
Berapakah volume molar gas?
Bagaimana menghitung volume sejumlah
tertentu gas pada suhu dan tekanan? Dengan mengandalkan gas yang akan
kita ukur bersifat ideal, maka persamaan yang didapat ialah :
|
Keterangan
:
P
= Tekanan (atm)
V
= Volume (Liter)
n
= Jumlah mol gas
R
= Tetapan gas (0,08205 L.atm/mol.K)
T
= Suhu mutlak (273,15 K)
Contoh
:
1.
Dik : Ar H = 1
Ar O = 16
Dit : Massa 2 mol H2O =
…….?
Jawab :
Mr H2O = (2 Ar H) + Ar O
= (2 x 1) + 16
= 18
Massa molar H2O = 18
gram/mol
Massa 2 mol H2O = 2 mol x 18 gram/mol
=
36 gram
2.
Dik : n = 1 mol
R = 0,08205
L.atm/mol.K
T = 273 K
Dit : Vm = ……?
Jawab :
Vm = 1 mol
x 0,08205 L.atm/mol.K x 273 K = 22,4 L
22,4 L
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat – alat
1.
Tabung reaksi 10 buah dan rak tabung 1 set
2.
Penggaris 1 buah
3.
Gelas ukur 1 mL 1 buah
3.1.2
Bahan –
bahan
1.
Larutan Pb(NO3)2 0,2 M 50
mL
2.
Larutan KI 0,2 M 50 mL
3.
Larutan K2Cr2O4 0,1 M 50 mL
3.2 Cara Kerja
- Dimasukkan larutan Pb(NO3)2 0,5 M dan larutan KI 0,5 M ke dalam 5 buah tabung reaksi :
Tabung A B C D E
Pb(NO3)2 1 3 5 7 9
KI 9 7 5 3 1
- Dikocok setiap campuran, kemudian biarkan endapan turun selama lebih kurang 20 menit.
- Diulangi cara kerja diatas dengan menggantikan larutan KI dengan larutan K2Cr2O4.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil
Tabung
|
Pb(NO3)2 (mL)
|
KI (mL)
|
Endapan (cm)
|
A
|
1
|
9
|
0,58
|
B
|
3
|
7
|
0,3
|
C
|
5
|
5
|
0,2
|
D
|
7
|
3
|
0,3
|
E
|
9
|
1
|
0,1
|
Tabung
|
Pb(NO3)2 (mL)
|
K2Cr2O4 (mL)
|
Endapan (cm)
|
A
|
1
|
9
|
0,8
|
B
|
3
|
7
|
2
|
C
|
5
|
5
|
1,5
|
D
|
7
|
3
|
1
|
E
|
9
|
1
|
0,5
|
5.2
Pembahasan
Pb(NO3)2 +
KI PbI2 +
2KNO3
Pada Pb(NO3)2 + KI
dengan perbandingan 1 : 9 tinggi endapan 0,58 cm berwarna kuning,
perbandingan 3 : 7 warna endapan kuning setinggi 0,3 cm, perbandingan 5 : 5
tinggi endapan 0,2 cm dengan warna kuning. Pada perbandingan 7 : 3 endapan
berbentuk serbuk kecil dan tidak merata, warnanya kuning keruh. Endapan ini
sangat sedikit, kira – kira 0,1 cm. pada perbandingan 9 : 1 hasilnya hanya
sedikit endapan bahkan hamper tak terlihat lagi yaitu 0,1 cm warnanya agak
bening. Pada percobaan ini, tingginya tingkat perbandingan volume sangat
berpengaruh terhadap hasil endapan yang diperoleh. Contohnya bisa kita lihat
pada perbandingan Pb(NO3)2 + KI
adalah 1 : 9 dengan endapan 0,58 cm dan jika dibandingkan dengan 9 : 1
endapannya hanya 0,1 cm. Hal ini membuktikan bahwa tingkat perbandingan jumlah
mol pereaksi sangat berpengaruh pada endapan dan hasil reaksi.
Pb(NO3)2 + K2Cr2O4
Pb Cr2O4 +
KNO3
Pada Pb(NO3)2 + K2Cr2O4,
perbandingan 1 : 9 endapannya 0,8 cm dan warna endapan adalah
kuning, perbandingan 3 : 7 endapan setinggi 2 cm warnanya kuning. Pada
perbandingan 5 : 5 endapan terdapat 1,5 cm. pada perbandingan 7 : 3 endapan
setinggi 1 cm. Pada perbandingan 9 : 1 dengan endapan 0,5 cm. Pada percobaan
ini, juga membuktikan bahwa tingkat perbandingan jumlah mol pereaksi sangat
berpengaruh pada endapan dan hasil reaksi. Semakin rendah perbandingan K2Cr2O4, maka
semakin tinggilah endapan. Sedangkan pada percobaan pertama, semakin rendah
perbandingan maka semakin rendah pula tinggi endapan.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dari percobaan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
di antaranya sebagai berikut :
1.
Penentuan jumlah mol zat yang bereaksi didalam suatu
reaksi kimia sangat besar pengaruhnya, bahwa perbandingan jumlah mol yang
bereaksi sangat menentukan jumlah hasil reaksi.
2.
Penentuan perbandingan volume reaktan sangat
berpengaruh juga terhadap hasil endapan.
3.
semakin tinggi atau semakin rendah perbandingan maka
semakin rendah dan semakin tinggi pula hasil dari reaksi tersebut.
4.
Reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut ialah :
Pb(NO3)2 + KI PbI2 + 2KNO3
Pb(NO3)2 + K2Cr2O4 Pb Cr2O4 + KNO3
DAFTAR PUSTAKA
Keenan,
Kleinfelter, Wood A.1999. Kimia Untuk Universitas.Edisi VI.Jilid I.Jakarta :
Erlangga
Martin,
S.Sielberbeg.2000.USA
Respah.1989.Dasar-dasar
Ilmu Kimia.Jakarta : Rineka Cipta
LAMPIRAN II
Jawaban Tugas dan Pertanyaan
1.
Buatlah grafik tinggi endapan pada masing-masing nomor
tabung untuk masing-masing percobaan !
2.
Berapakah perbandingan jumlah mol Pb(NO3)2 dan KI yang
bereaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana !
Penyelesaian :
1.
Grafik tinggi endapan pada masing-masing nomor tabung
untuk masing-masing percobaan, yaitu sebagai berikut :
Tabung
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
Pb(NO3)2 + KI (cm)
|
0,58
|
0,3
|
0,2
|
0,3
|
0,1
|
Pb(NO3)2 + K2Cr2O4 (cm)
|
0,8
|
2
|
1,5
|
1
|
0,5
|
2.
Perbandingan jumlah mol Pb(NO3)2
dan KI yang bereaksi berbanding
sebagai bilangan bulat dan sederhana, ialah :
Pb(NO3)2
Mr
Pb(NO3)2 = Ar Pb + 2 Ar N + 6 Ar O
= 207 + 28 + 32
= 331 gr/mol
M = gr x 1000
Mr V (mL)
= gr x 1000
331
50 mL
Gr =
331 = 3,31 gram
1000
n Pb(NO3)2 = gr/Mr = 3,31/331 = 0,01 mol
KI
Mr
KI = Ar K + Ar I
= 39 + 127
= 166
M = gr x 1000
Mr V
(mL)
=
gr x 1000
166
50 mL
gr
= 0,2 x 166 x 50 = 1,66 gram
1000
n
KI = gr/Mr = 1,66/166 = 0,01 mol
Perbandingan
mol Pb(NO3)2
: KI = 1 : 1
LAMPIRAN III
Gambar Alat – alat
Gambar
dan Nama Alat
|
Fungsi
|
Tabung Reaksi
|
Digunakan
untuk menampung larutan Pb(NO3),
K2Cr2O4 dan KI.
|
Gelas Ukur
|
Untuk
mengukur volume larutan Pb(NO3),
K2Cr2O4 dan KI.
|
Penggaris
|
Untuk
mengukur tinggi endapan larutan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar