a.
Judul Praktikum :
Kecepatan Reaksi
b.
Tanggal Praktikum :
04 Mei 2013
c. Tujuan Praktikum : Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi.
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Kecepatan Reaksi, dengan tujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi kecepatan reaksi dengan menggunakan pelarut HCl dan HSO yang dicampurkan
dengan paku, serbuk besi dan lempeng Zn. Pencampuran larutan dengan bentuk zat
yang bereaksi akan mengalami perbedaan sekalipun unsurnya sama. Begitu pula
dengan pencampuran larutan jenis zat yang bereaksi. Dari hasil percobaan
diperoleh bahwa campuran HCl dengan paku lebih cepat mengalami laju reaksi
daripada campuran HCl dengan serbuk besi untuk bentuk zat yang bereaksi.
Sedangkan untuk perbedaan jenis zat yang bereaksi pada campuran HSOdengan Zn mengalami laju reaksi yang lebih cepat dibandingkan
dengan campuran HSO dengan serbuk besi.
Kata Kunci : Laju reaksi, campuran, larutan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kinetika kimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia fisika yang
mempelajari laju reaksi. Laju reaksi berhubungan dengan pembahasan seberapa
cepat atau lambat reaksi berlangsung. Merubah konsentrasi dari suatu zat di
dalam suatu reaksi biasanya merubah juga laju reaksinya.
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, luas
permukaan sentuhan, suhu, dan katalis. Oleh karena itu, reaksi kimia dapat
berjalan cepat atau lambat. Dalam industri, reaksi kimia perlu dilangsungkan
pada kondisi tertentu agar produknya dapat diperoleh dalam waktu yang sesingkat
mungkin. Reaksi dapat dikendalikan dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui faktor – faktor
yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kecepatan
reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : bentuk zat, jenis zat,
suhu, konsentrasi, dan katalisator.
Konsep Laju
Reaksi
Laju
reaksi menunjukkan besarnya perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil pereaksi
dalam satuan waktu.
(Keenan,1999)
2.1
Definisi
Laju Reaksi
Reaksi
kimia merupakan proses perubahan zat – zat pereaksi menjadi produk. Pada waktu
reaksi berlangsung, jumlah zat pereaksi akan semakin berkurang, sedangkan
jumlah produk semakin bertambah.
Laju
reaksi didefinisikan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar salah satu
pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk dalam satuan
waktu.
CH3COOC2H5 + H2O
CH3COOH + C2H5OH
Etil Asetat Asam Asetat Etanol
Reaksi itu
berlangsung lambat sehingga konsentrasi asam asetat yang terbentuk dengan mudah
dapat dilakukan dengan menggunakan suatu larutan basa.
Cara
yang lebih umum ialah menggunakan suatu alat yang dapat menunjukkan secara
kontinyu. Salah satu perubahan fisis yang menyertai reaksi, misalnya untuk reaksi
yang membebaskan gas, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan intensitas
warna, untuk reaksi gas yang disertai perubahan jumlah mol, alat dirancang
untuk mengukur tekanan gas.
Reaksi
gas seperti penguraian di Nitrogen Pentaoksida membentuk Nitrogen dioksida dan
Oksigen.
2N2O5(g) 4NO2(g)
+ O2(g)
Reaksi
itu disertai pertambahan jumlah mol gas, yang menyebabkan pertambahan tekanan,
yang dapat dibaca pada manometer. Semakin banyak N2O5 yang
terurai, semakin besar tekanan. Bila reaksi dilangsungkan pada volume dan suhu
tetap, maka pertambahan tekanan dapat dikaitkan dengan pertambahan jumlah mol.
Jadi satuan laju reaksi adalah mol L per detik (mol L det’) atau M det, untuk reaksi :
2N2O3(g) 4NO2(g)
+ O2(g)
Laju
reaksi dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrsi molar N2O5 atau laju pertambahan konsentrsi molar O2.
V N2O5 = [N2O5] M det
V NO2 = [NO2] M det
V O2
= [O2] M det
Sesuai
dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukan O2 adalah setengah dari laju
penguraian N2O5 atau seperempat dari laju
pembentukan NO2, oleh
karena itu dapat ditulis dengan :
½ V N2O5 = ¼ NO2 = V O2
(Respan.1989)
2.2
Menentukan
Laju Reaksi
Laju
reaksi ditentukan melalui percobaan yaitu dengan mengukur konsentrasi salah
satu pereaksi atau produk, dengan selang waktu tertentu. Selama reaksi
berlangsung lambat, hal itu dapat dilakukan dengan mengeluarkan sampel dari
campuran reaksi, lalu menganalisanya, misalnya reaksi hidrolisis etil asetat
berikut ini :
Laju reaksi dapat
dirumuskan dengan berikut :
Reaksi : R P
V
= - [R] atau V = + [P]
t t
dengan :
R =
Pereaksi (reaktan)
P =
Produk
V =
Laju Reaksi
t =
waktu reaksi
[R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi
(reaktan)
[P] =
perubahan konsentrasi molar produk
- [R] = laju pengurangan konsentrasi molar salah
satu
+ [P] = laju
pertambahan konsentrasi molar salah
satu
t =
pereaksi/produk dalam satuan waktu
Konsentrasi molar menyatakan
jumlah mol zat dalam tiap liter ruangan atau larutan.
2.3 Faktor – faktor Yang Dapat Mempengaruhi
Laju Reaksi
Laju reaksi
dapat dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan sentuh, suhu,katalis, dan
tekanan gas.
a.
Konsentrasi
Apabila
konsentrasi suatu zat semakin besar, maka laju reaksinya semakin besar pula dan
sebaliknya. Jika konsentrasi semakin kecil, maka laju reaksi semakin kecil
pula. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan
matematis yang dikenal dengan hokum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.
b.
Luas Permukaan Sentuh
Reaksi
dapat berlangsung jika zat – zat pereaksi harus bercampur atau bersentuhan.
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang
berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi homogen, campuran zat
berlangsung seluruhnya. Karena molekul – molekul itu dapat bersentuhan satu
sama lainnya.
c.
Suhu
Kecepatan
reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar 10C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar 2 atau 3
kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan dari gerak molekulnya. Molekul
– molekul dari zat kimia selalu bergerak, karena itu kemungkinan ttabrakan.
d.
Katalis
Katalis
adalah zat yang mempercepat reaksi, tetapi dianggap tidak ikut bereaksi. Katalis mempercepat reaksi dengan
cara menurunkan harga energi pengaktifan (EA). Contoh : reaksi – reaksi
metabolisme dalam tubuh dikatalis oleh berbagai jenis enzim.
e.
Tekanan Gas
Jika
tekanan gas diperbesar, maka volume gas itu diperkecil, sehingga letak partikel
semakin berdekatan dan makin mudah bertumbukan. Jadi semakin besar tekanan gas,
maka semakin cepat reaksinya.
Persamaan
laju reaksi menyatakan hubungan konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi.
Pangkat konsentrasi disebut orde atau pangkat reaksi, sedangkan jumlah pangkat
konsentrasi pereaksi disebut orde total. Faktor (K) dalam faktor suhu adalah
tetapan jenis reaksi dan mempunyai nilai tertentu untuk setiap jenis reaksi.
(Priyatna,2001)
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat – alat
1.
Tabung reaksi 4 buah
2.
Rak Tabung 1 buah
3.
Stopwatch 1 buah
4.
Gelas Ukur 10 mL 1 buah
3.1.2
Bahan –
bahan
1.
Larutan HCl 1 M
2.
Larutan H2SO4 0,5 M
3.
Serbuk besi dan lempeng Zn secukupnya
3.2 Cara Kerja
- Bentuk Zat yang Bereaksi
Diisi
2 tabung reaksi dengan HCl 1 M masing – masing 2 mL. pada saat yang bersamaan,
diisikan dalam salah satu tabung dengan
paku dan tabung yang lain dengan serbuk besi. Diamati perubahan yang terjadi
dan dicatat waktu terjadinya perubahan tersebut.
- Perbedaan Jenis Zat yang Bereaksi
Diisi
2 tabung reaksi dengan H2SO4 1 M masing – masing 2 mL. Pada saat yang bersamaan,
diisikan dalam salah satu tabung dengan lempeng Zn dan tabung yang lain dengan
serbuk besi. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat waktu terjadinya
perubahan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil
1.
Bentuk Zat yang Bereaksi
HCl + Paku
Reaksinya lebih cepat dan menimbulkan gelembung –
gelembung gas kecil dan warnanya putih bening.
HCl + Serbuk Besi
Reaksinya lambat dan timbul gelembung gas besar
akan tetapi sedikit dan keruh.
2.
Perbedaan Jenis Zat yang Bereaksi
H2SO4 + Zn
Menimbulkan
reaksi gelembung – gelembung gas dalam waktu 20 detik dan sampai stopwatch
dimatikan masih terlihat gelembung – gelembung gas, warnanya juga putih bening.
H2SO4 + Serbuk Besi
Timbul
gelembung – gelembung gas akan tetapi lambat dan lebih kecil dan warnanya
keruh.
5.2
Pembahasan
Pada percobaan ini dengan
adanya bentuk zat yang bereaksi dan perbedaan jenis zat yang bereaksi, kita
dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksinya.
Pada percobaan pertama, ketika
larutan HCl 1 M dimasukkan ke dalam dua buah tabung reaksi, dan secara
bersamaan dimasukkan serbuk besi dan lempeng Zn pada masing – masing tabung.
Setelah diamati perubahan yang terjadi ialah timbulnya gelembung – gelembung
gas pada kedua campuran. Akan tetapi, pada HCl + paku lebih cepat timbul
gelembung gas tersebut dan lebih bening, jika dibandingkan dengan campuran
larutan HCl + serbuk besi dimana gelembung – gelembung gasnya lebih lambat
timbul, reaksinya lebih cepat hilang. Hal itu terjadi dikarenakan larutan HCl
merupakan larutan asam, dan paku lebih murni jika dibandingkan lempeng Zn.
Karena lempeng Zn malah mengendap dalam air.
Pada percobaan kedua, ketika
larutan H2SO4 1 M diisikan ke dalam 2 buah
tabung reaksi, dan secara bersamaan dimasukkan lempeng Zn dan serbuk besi pada
masing – masing tabung. Setelah diamati, H2SO4 +
Zn menimbulkan gelembung – gelembung gas dalam waktu 20 detik dan sampai stopwatch dihentikan pada waktu
pada waktu 50 detik masih terlibat gelembung, warnanya juga bening. Sebaliknya,
H2SO4 + serbuk besi mengalami
kelambatan reaksi gelembung – gelembung, warnanya juga keruh. Hal itu terjadi
karena adanya perbedaan jenis zatnya.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan di antaranya sebagai berikut
:
- Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi yaitu bentuk zat, jenis zat, suhu, konsentrasi, dan katalisator.
- Pencampuran larutan dengan bentuk zat yang bereaksi akan mengalami perbedaan, sekalipun jenisnya atau unsurnya sama.
Contoh
:
HCl
+ paku Terjadi reaksi gelembung –
gelembung gas yang lebih cepat.
HCl + serbuk besi Terjadi reaksi gelembung –
gelembung gas yang agak lama.
- Pencampuran larutan dengan jenis zat yang bereaksi juga akan mengalami perubahan yang sama seperti kesimpulan no.2, memiliki perbedaan kecepatan reaksi dengan jenis zat yang berbeda pula.
Contoh :
H2SO4 + Zn
Timbul gelembung – gelembung gas lebih cepat dan berwarna bening.
H2SO4 + serbuk besi
Timbul gelembung – gelembung gas
yang agak lama dan berwarna keruh.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan,
Klein Felter, Wood A.1999.Kimia Untuk Universitas Edisi VI.Jilid I.Jakarta :
Erlangga
Priyatna,
Amien.2001.Kimia.Yogyakarta : Termodinamika
Respah.1989.Dasar-dasar
Ilmu Kimia.Jakarta : Rineka Cipta
LAMPIRAN II
Jawaban Tugas dan Pertanyaan
1.Tuliskan rumus molekul reaksi !
2.Mengapa terjadi perubahan warna pada
reaksi ?
3.Sebutkan endapan apa yang terjadi
pada percobaan !
4.Jelaskan mengapa warna setelah
reaksi terjadi perubahan !
Penyelesaian
:
1. Rumus molekul reaksi ialah rumus
yang menyatakan jumlah atom – atom dari unsur – unsur yang menyusun satu
molekul senyawa.
2. Perubahan warna terjadi pada reaksi
dikarenakan gerakan partikel – partikel pereaksi semakin cepat yang menyebabkan
tumbukan antar zat pereaksi bertambah banyak.
3. Endapan yang terjadi pada
percobaan, yaitu endapan putih dan endapan serbuk besi.
4. Setelah reaksi, terjadi perubahan
warna karena adanya reaksi yang semakin cepat pada reaksi – reaksi kimia. Dan
karena perbedaan bentuk zat serta jenis zat yang bereaksi.
LAMPIRAN III
Gambar Alat – alat
Gambar
dan Nama Alat
|
Fungsi
|
Tabung Reaksi
|
Digunakan
untuk menampung larutan.
|
Gelas Ukur
|
Untuk
mengukur volume larutan.
|
Rak Tabung
|
Tempat
tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang
membutuhkan banyak tabung reaksi.
|
|
|