a.
Judul Praktikum :
Indikator Asam Basa
b.
Tanggal Praktikum :
04 Mei 2013
c. Tujuan Praktikum : Mengamati
perubahan – perubahan warna indikator pada larutan Asam Basa.
ABSTRAK
Percobaan Indikator asam basa dilakukan dengan tujuan untuk mengamati
perubahan – perubahan warna indikator pada larutan Asam Basa yang dilakukan
dengan pengujian asam, basa atau netral pada larutan HCl, NaOH, CHCOOH, dan HO dengan mencelupkankan atau meneteskan indicator PP, Metyhl
red, Methyl orange, Kertas lakmus merah dan biru. Dari hasil percobaan
diperoleh larutan HCl dan CHCOOH merupakan larutan asam karena berwarna merah pada lakmus
merah, lakmus biru, metyl red dan metyl
orange dan tidak berwarna pada larutan PP. Larutan NaOH merupakan
larutan basa karena berwarna biru pada lakmus merah dan lakmus biru, dan
berwarna kuning pada metyl red, berwarna orange pada metyl orange, serta
berwarna merah ungu pada PP. Sedangkan HO merupakan larutan netral karena berwarna biru pada lakmus
biru dan berwarna merah pada lakmus merah, berwarna kuning pada metyl red,
berwarna orange pada metyl orange dan tidak berwarna pada PP.
Kata Kunci : Larutan, Indikator, Kertas Lakmus, Asam Basa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada praktikum kimia yang kami lakukan ini, kami mencari identitas dari
suatu larutan yang sudah kami persiapkan. Pada sebelumnya kami belum mengetahui
apakah larutan termasuk asam ataupun basa. Larutan tersebut diantaranya adalah
Air cuka, Air kapur, NaOH, NaCl, H2SO4 dan HCl. Dapat
diketahui bahwa jenis larutan tersebut bisa saja termasuk asam, basa, maupun netral. Percobaan tersebut
kami lakukan dengan menggunakan kertas lakmus, indikator larutan dan indikator
alami.
Indikator
buatan adalah indikator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik alat –
alat kimia, kita tinggal menggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam,
basa, dan garam biasanya menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus merah dan lakmus
biru. Indicator buatan lainnya adalah indicator universal, indicator asam basa
seperti fenolptalin dan metal jingga. Indikator ini selain untuk menentukan
sifat asam basa juga dapat digunakan untuk menentikan derajat keasaman atau pH
larutan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah
untuk mengamati perubahan – perubahan warna indikator pada larutan Asam Basa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam,
basa, atau netral. Kita dapat menentukan apakah zat atau senyawa tersebut asam,
basa atau netral dengan menggunakan indikator. Indikator ini dapat berupa
indikator universal atau lakmus biru, lakmus merah yang dimuat di laboratorium,
atau juga dapat menggunakan indikator asam basa dengan bahan dari alam, seperti
bunga kembang sepatu, bunga bogenuil, bunga mawar, kunyit dan sebagainya. Zat
warna dari bahan – bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam larutan asam, basa, maupun netral.
(Ripani.2009.Asam Basa)
1.
Pengertian Indikator Asam Basa
Indikator
adalah suatu zat penunjuk, yang dapat membedakan larutan, apakah asam, basa,
atau netral. Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada
larutan, dengan tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Senyawa
indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding
indikator terionisasi.
Teori asam basa menurut Archenius, ialah :
Asam adalah senyawa yang dalam larutannya dapat
menghasilkan ion H. Dan basa adalah senyawa yang dalam larutannya menghasilkan
ion OH.
Menurut Brousted-Lowry, asam adalah proton donor,
sedangkan basa adalah proton acceptor.
Contoh :
1)
HAc(aq)
+ H2O(l) << H3O(aq) + Ac(aq)
Asam
1 Basa 2
Asam -2 Basa -1
HAc dengan Ac merupakan pasangan
asam basa konyugasi.
H3O
dengan H2O merupakan
pasangan asam basa konyugasi.
2)
H2O(l)
+ NH3(aq) << NH4(aq) +
OH(aq)
Asam
-1
Basa -2 Asam -2
Basa -1
H2O dengan OHmerupakan pasangan asam basa konyugasi.
NH4 dengan NH3
merupakan pasangan asam basa konyugasi.
Pada
kedua contoh diatas, terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor), dan zat/ion/spesi dapat
bersifat ampiprotik (basa).
Indikator
alami hanya bisa menunjukkan apakah zat atau senyawa tersebut bersifat asam
atau basa, tetapi tidak dapat menunjukkan nilai pH-nya.
(Brandy, TE-Putjamaka &
Sumina.1994.Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta)
Cara
membuat indicator asam basa alami, yaitu :
1.
Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.
2.
Menambahkan sedikit aquades pada hasil tumbukan
sehingga didapatkan ekstrak cair.
3.
Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan diteteskan pada
keramik.
4.
Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada
ekstrak, sehingga ekstrak dapat berubah warna.
(Ilmu kimia.org.htm.2012.Indikator Asam-Basa)
Asam merupakan zat yang
memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak
permukaan logam juga lantai mamer atau biasa disebut korosif. Asam juga dapat
bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas Hidrogen, sebagai indikator
sederhana terhadap senyawa asam, dapat digunakan kertas lakmus, dimana asam
dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Basa merupakan zat yang
memiliki sifat – sifat yang spesifik, seperti lilin. Jika mengenai kulit kulit
dan terasa getir, serta dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Konsep
asam basa telah berkembang dan sampai dengan saat ini, konsep tersebut sangat
membantu kita dalam memahami reaksi kimia dan menentukan molekul – molekul
baru. Contoh asam, yaitu : HCl
H + Cl
H2SO4 H + HSO4
Sedangkan basa adalah zat alam
yang bentuk larutannya dapat melepaskan ion OH, dan ion Hidrroksida membawa sifat basa.
NaOH Na + OH
NH4OH NH4 +
OH
Dari percobaan di atas, dapat
kita cermati bahwa air merupakan golongan dari pembawa sifat asam dan pembawa
sifat basa. Kedua ion saling menetralisasikan sehingga air merupakan senyawa yang bersifat netral.
H2O
= H + OH
(Sudarmo, 2004)
Sebuah indikator asam basa
tidak mengubah warna dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion
Hidrogen yang spesifik, melainkan hanya pada kisaran konsentrasi ion Hidrogen.
Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna yang menandakan kisaran
pH.
Pada temperatur 25C, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. di bawah nilai
tersebut larutan dikatakan asam, sedangkan di atas nilai tersebut dikatakan
basa.
Keasaman atau kebasaan suatu
zat tergantung pada banyak atau tidaknya ion H (untuk asam), dan ion
OH (untuk basa) dalam zat
tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
(Khaerunisa.2013.Makalah Laporan Hasil Praktikum
Asam-Basa)
2.
Prinsip Titrasi Asam Basa
Titrasi
asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan terjadi
perubahan pH larutan yang dititrasi. Secara percobaan, perubahan pH dapat diikuti
dengan mengukur pH larutan yang dititrasi dengan electrode pada pH meter.
Reaksi antara asam dan basa, dapat berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat
atau lemah.
3.
Penetralan Asam Basa
Reaksi
penetralan merupakan reaksi antara asam
dan basa. Reaksi asam basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan
garam, yang merupakan senyawa ionic yang terbentuk dari suatu kation selain H dan suatu anion selain
OH atau O.
Asam + Basa garam + air
Semua
garam merupakan elektrolit kuat. Zat ini merupakan yang sudah dikenal baik.
Senyawa ini merupakan produk dari reaksi asam basa.
HCl(aq) +
NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Sehingga
reaksinya dapat ditampilkan melalui
persamaan ionik total.
H(aq) + OH(aq) H2O(l)
Baik
Na maupun Cl merupakan ion – ion
pendamping. Jika kita memulai reaksi di atas dengan jumlah molar asam basa yang
sama, pada akhir reaksi kita hanya akan menghasilkan garam dan tidak ada asam
ataupun basa yang tersisa. Ini merupakan ciri reaksi penetralan asam basa.
(Raymond Chang.2004.Kimia
Dasar)
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat – alat
1.
Tabung reaksi 4 buah
2.
Pipet Tetes 1 buah
3.
Kertas Lakmus secukupnya
3.1.2
Bahan –
bahan
1.
Larutan HCl 0,1 M
2.
Larutan NaOH 0,1 M
3.
Larutan CH3COOH 0,1 M 3 mL
4.
Indikator :
a.
Fenolpthalein
b.
Metyl Blue
c.
Metyl Red
d.
Metyl Orange
3.2 Cara Kerja
- 4 buah tabung reaksi masing-masing diisikan dengan 2 mL larutan : air, HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, dan CH3COOH 0,1 M, ke dalam masing-masing tabung dicelupkan kertas lakmus merah dan biru, dicatat perubahan kertas lakmus.
- Larutan pada cara kerja pertama tidak dituang, tetapi masing-masing tabung ditetesi dengan 2 tetes indikator, metyl blue, metyl red, dan metyl orange.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil
Campuran
|
Hasil
|
Air
+ Lakmus Biru
|
Biru
|
Air
+ Lakmus Merah
|
Merah
|
NaOH
+ Lakmus Biru
|
Biru
|
NaOH
+ Lakmus Merah
|
Biru
|
HCl
+ Lakmus Biru
|
Merah
|
HCl
+ Lakmus Merah
|
Merah
|
CH3COOH + Lakmus Biru
|
Merah
|
CH3COOH + Lakmus Merah
|
Merah
|
Campuran
|
Hasil
|
Air
+ Metyl Blue
|
Biru
|
Air
+ Metyl Red
|
Kuning
|
Air
+ Metyl Orange
|
Orange
|
Air
+ PP
|
Putih
|
HCl
+ Metyl Blue
|
Biru
|
HCl
+ Metyl Red
|
Pink
|
HCl
+ Metyl Orange
|
Merah
|
HCl
+ PP
|
Putih
|
NaOH
+ Metyl Blue
|
Biru
|
NaOH
+ Metyl Red
|
Kuning
|
NaOH
+ Metyl Orange
|
Orange
|
NaOH
+ PP
|
Nila
|
CH3COOH + Metyl Blue
|
Biru
|
CH3COOH + Metyl Red
|
Pink
|
CH3COOH + Metyl Orange
|
Merah
|
CH3COOH + PP
|
Putih
|
5.2
Pembahasan
Pada
percobaan di atas, yang perlu diperhatikan adalah jenis indikator dan perubahan
warna pada kertas lakmus dan indikatornya. Supaya kita bisa membedakan larutan
yang mengandung asam, basa, atau netral. Dari keempat larutan yang menggunakan
kertas lakmus merah dan biru, serta indicator PP, Metyl Blue, Metyl Red, Metyl
Orange pada larutan H2O,
NaOH, HCl, dan CH3COOH,
hasil percobaan yang dilakukan pada percobaan indicator asam basa.
Ketika mencelupkan lakmus
merah dan biru pada larutan HCl dan CH3COOH maka lakmus akan berwarna merah pada kedua tabung reaksi.
Hal ini terjadi karena larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan asam kuat, sehingga ketika
dicelupkan kertas lakmus merah dan biru
menghasilkan warna merah.
Pada larutan NaOH, kita
celupkan lakmus merah dan biru ke dalamnya, maka akan menghasilkan warna biru.
Hal ini terjadi karena larutan NaOH merupakan basa kuat.
Sedangkan pada larutan H2O, ada kemungkinan larutan ini
asam atau basa. Akan tetapi, lebih baik kita menyimpulkan bahwa larutan H2O itu adalah netral. Karena
ketika kita mencelupkan kertas lakmus biru dan merah akan menghasilkan dua
warna yang berbeda pula yaitu warna biru
dan warna merah.
Dengan indikator PP, metyl
blue, metyl red, dan metyl orange,
setelah dimasukkan pada larutan H2O, NaOH, HCl, dan CH3COOH akan menghasilkan warna biru. Itu artinya
larutan tersebut netral, bisa asam juga basa. Pada metyl red, larutan H2O berubah menjadi warna
kuning, begitu juga dengan NaOH. Itu artinya larutan tersebut merupakan larutan
netral dan basa. Sedangkan pada larutan
HCl dan CH3COOH
berubah warna menjadi merah muda (pink). Itu artinya larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan asam.
Pada metyl orange, larutan HCl
dan CH3COOH menghasilkan
warna merah. Hal ini terjadi kemungkinan larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan asam.
Sedangkan larutan H2O dan
NaOH berwarna orange, itu artinya larutan H2O dan NaOH merupakan larutan basa.
Pada indikator PP, larutan H2O, HCl, dan CH3COOH tidak berwarna (bening).
Itu artinya, larutan – larutan tersebut adalah larutan asam atau bisa juga
larutan netral. Sedangkan larutan NaOH adalah larutan basa, karena menghasilkan
warna nila (merah ungu).
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan di antaranya :
1.
Indikator asam basa adalah suatu zat penunjuk yang
dapat membedakan larutan asam, basa, atau netral.
2.
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah, dalam
larutan basa berwarna biru, dan dalam larutan netral berwarna merah.
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH à Merah (Asam)
-
Larutan NaOH à Biru (Basa)
-
Larutan H2O à Merah (Netral)
3. Lakmus biru dalam larutan asam
berwarna merah, dalam larutan basa
berwarna biru, dan dalam larutan netral berwarna biru.
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH à Merah (Asam)
- Larutan NaOH à Biru (Basa)
- Larutan H2O à Biru (Netral)
4. Metyl merah dalam larutan
asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna kuning, dan dalam larutan
netral berwarna kuning.
Contoh : - Larutan
HCl dan CH3COOH à Merah muda (Asam)
- Larutan NaOH à Kuning (Basa)
- Larutan H2O à Kuning (Netral)
5. Metyl orange dalam
larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna orange, dan dalam
larutan netral berwarna orange.
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH à Merah (Asam)
- Larutan NaOH à Orange (Basa)
- Larutan H2O à Orange (Netral)
6. Fenolpthalein (PP) dalam
larutan asam berwarna bening (tidak berwarna), dalam larutan basa berwarna
merah ungu (nila), dan dalam larutan netral tidak berwarna (bening).
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH à Tidak berwarna (Asam)
- Larutan NaOH à Merah ungu (Basa)
- Larutan H2O à Tidak berwarna (Netral
DAFTAR PUSTAKA
Brandy, TE,
Putjamaka & Sumiha.1994.Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta :
Erlangga
Ilmu
Kimia.Org.htm.2012.Indikator Asam-Basa
Khaerunisa.2013.Makalah
Laporan Hasil Praktikum Asam-Basa
Raymond
Chang.2004.Kimia Dasar.Jakarta : Erlangga
Ripani.2009.Asam-Basa
Sudarmo,Unggul.2004.Untuk
Kelas XI.Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN II
Jawaban Tugas dan Pertanyaan
1.
Tuliskan rumus molekul semua indikator di atas !
2.
Di alam ada indikator alam yang belum diekstrak.
Sebutkan 2 buah contohnya!
Penyelesaian :
1.
Rumus molekul semua indikator di atas, yaitu :
PP
= C20H14O4
Metyl
Red = C15H15N3O2
Metyl
Blue = C37H27Na2O9S3
Metyl
Orange = C14H14N3NaO3S
2.
Di alam ada indikator alami yang belum diekstrak,
contohnya mahkota bunga – bunga berwarna dan courtel.
LAMPIRAN III
Gambar Alat – alat
Gambar
dan Nama Alat
|
Fungsi
|
Tabung Reaksi
|
Digunakan
untuk menampung larutan H2O,
NaOH, HCl dan CH3COOH.
|
Pipet Tetes
|
Untuk
mengukur volume larutan.
|
|
Untuk
mengukur tinggi endapan larutan.
|
Nice..
BalasHapusAyo kakakk design juga viewnya
Mantap gan infonyaa.. :D
BalasHapusFeedback yaa : http://www.v_jar.student.ipb.ac.id
http://www.repository.ipb.ac.id