Jumat, 26 Juli 2013

Indikator Asam Basa



a.       Judul Praktikum       :  Indikator Asam Basa
b.      Tanggal Praktikum   :  04 Mei 2013
c.   Tujuan Praktikum     : Mengamati perubahan – perubahan warna indikator pada larutan Asam Basa.





ABSTRAK

Percobaan Indikator asam basa dilakukan dengan tujuan untuk mengamati perubahan – perubahan warna indikator pada larutan Asam Basa yang dilakukan dengan pengujian asam, basa atau netral pada larutan HCl, NaOH, CHCOOH, dan HO dengan mencelupkankan atau meneteskan indicator PP, Metyhl red, Methyl orange, Kertas lakmus merah dan biru. Dari hasil percobaan diperoleh larutan HCl dan CHCOOH merupakan larutan asam karena berwarna merah pada lakmus merah, lakmus biru, metyl red dan metyl  orange dan tidak berwarna pada larutan PP. Larutan NaOH merupakan larutan basa karena berwarna biru pada lakmus merah dan lakmus biru, dan berwarna kuning pada metyl red, berwarna orange pada metyl orange, serta berwarna merah ungu pada PP. Sedangkan HO merupakan larutan netral karena berwarna biru pada lakmus biru dan berwarna merah pada lakmus merah, berwarna kuning pada metyl red, berwarna orange pada metyl orange dan tidak berwarna pada PP.

Kata Kunci : Larutan, Indikator, Kertas Lakmus, Asam Basa




BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

          Pada praktikum kimia yang kami lakukan ini, kami mencari identitas dari suatu larutan yang sudah kami persiapkan. Pada sebelumnya kami belum mengetahui apakah larutan termasuk asam ataupun basa. Larutan tersebut diantaranya adalah Air cuka, Air kapur,  NaOH, NaCl,  H2SO4 dan HCl. Dapat diketahui bahwa jenis larutan tersebut bisa saja termasuk asam, basa, maupun netral. Percobaan tersebut kami lakukan dengan menggunakan kertas lakmus, indikator larutan dan indikator alami.
          Indikator buatan adalah indikator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik alat – alat kimia, kita tinggal menggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam biasanya menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru. Indicator buatan lainnya adalah indicator universal, indicator asam basa seperti fenolptalin dan metal jingga. Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk menentikan derajat keasaman atau pH larutan.

1.2      Tujuan Praktikum

      Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengamati perubahan – perubahan warna indikator pada larutan Asam Basa.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa, atau netral. Kita dapat menentukan apakah zat atau senyawa tersebut asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator. Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru, lakmus merah yang dimuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam basa dengan bahan dari alam, seperti bunga kembang sepatu, bunga bogenuil, bunga mawar, kunyit dan sebagainya. Zat warna dari bahan – bahan tersebut memberi warna yang berbeda  dalam larutan asam, basa, maupun netral.

(Ripani.2009.Asam Basa)
1.      Pengertian Indikator Asam Basa
            Indikator adalah suatu zat penunjuk, yang dapat membedakan larutan, apakah asam, basa, atau netral. Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding indikator terionisasi.
Teori asam basa menurut Archenius, ialah :

Asam adalah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H. Dan basa adalah senyawa yang dalam larutannya menghasilkan ion OH.
Menurut Brousted-Lowry, asam adalah proton donor, sedangkan basa adalah proton acceptor.

Contoh :

1)      HAc(aq)  +  H2O(l)  <<  H3O(aq)  + Ac(aq)
Asam 1             Basa 2            Asam -2         Basa -1

HAc dengan Ac merupakan pasangan asam basa konyugasi.
H3O dengan H2O merupakan pasangan asam basa konyugasi.

2)      H2O(l)   +  NH3(aq)    <<  NH4(aq)  +  OH(aq) 
Asam -1         Basa -2             Asam -2              Basa -1
     
      H2O dengan OHmerupakan pasangan asam basa konyugasi.
      NH4 dengan NH3  merupakan pasangan asam basa konyugasi.

            Pada kedua contoh diatas, terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam  (proton donor), dan zat/ion/spesi dapat bersifat ampiprotik (basa).
            Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat atau senyawa tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukkan nilai pH-nya.

(Brandy, TE-Putjamaka & Sumina.1994.Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta)
Cara membuat indicator asam basa alami, yaitu :

1.      Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.
2.      Menambahkan sedikit aquades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
3.      Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan diteteskan pada keramik.
4.      Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak dapat berubah warna.

(Ilmu kimia.org.htm.2012.Indikator Asam-Basa)

                  Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai mamer atau biasa disebut korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas Hidrogen, sebagai indikator sederhana terhadap senyawa asam, dapat digunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
                  Basa merupakan zat yang memiliki sifat – sifat yang spesifik, seperti lilin. Jika mengenai kulit kulit dan terasa getir, serta dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
                  Konsep asam basa telah berkembang dan sampai dengan saat ini, konsep tersebut sangat membantu kita dalam memahami reaksi kimia dan menentukan molekul – molekul baru. Contoh asam, yaitu : HCl           H + Cl
                                                                          
                                                                        H2SO4           H +  HSO4
                  Sedangkan basa adalah zat alam yang bentuk larutannya dapat melepaskan ion OH, dan ion Hidrroksida membawa sifat basa.
NaOH           Na + OH
NH4OH          NH4 +  OH
                  Dari percobaan di atas, dapat kita cermati bahwa air merupakan golongan dari pembawa sifat asam dan pembawa sifat basa. Kedua ion saling menetralisasikan sehingga air merupakan  senyawa yang bersifat netral.
H2O = H + OH
(Sudarmo, 2004)
                  Sebuah indikator asam basa tidak mengubah warna dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion Hidrogen yang spesifik, melainkan hanya pada kisaran konsentrasi ion Hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna yang menandakan kisaran pH.
                  Pada temperatur 25C, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. di bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, sedangkan di atas nilai tersebut dikatakan basa.
                  Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak atau tidaknya ion H (untuk asam), dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.

(Khaerunisa.2013.Makalah Laporan Hasil Praktikum Asam-Basa)


2.            Prinsip Titrasi Asam Basa
                     Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Secara percobaan, perubahan pH dapat diikuti dengan mengukur pH larutan yang dititrasi dengan electrode pada pH meter. Reaksi antara asam dan basa, dapat berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat atau lemah.


3.            Penetralan Asam Basa
                     Reaksi penetralan merupakan  reaksi antara asam dan basa. Reaksi asam basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam, yang merupakan senyawa ionic yang terbentuk dari suatu kation selain H dan suatu anion selain OH atau  O.
Asam + Basa             garam + air

                     Semua garam merupakan elektrolit kuat. Zat ini merupakan yang sudah dikenal baik. Senyawa ini merupakan produk dari reaksi asam basa.
HCl(aq)  +  NaOH(aq)        NaCl(aq)  +  H2O(l)
                     Sehingga reaksinya dapat ditampilkan melalui  persamaan ionik total.
H(aq)  +  OH(aq)              H2O(l)
                     Baik Na maupun Cl merupakan ion – ion pendamping. Jika kita memulai reaksi di atas dengan jumlah molar asam basa yang sama, pada akhir reaksi kita hanya akan menghasilkan garam dan tidak ada asam ataupun basa yang tersisa. Ini merupakan ciri reaksi penetralan asam basa.

(Raymond Chang.2004.Kimia Dasar)

























BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1      Alat dan Bahan
3.1.1        Alat – alat

1.      Tabung reaksi 4 buah
2.      Pipet Tetes 1 buah
3.      Kertas Lakmus secukupnya

3.1.2        Bahan – bahan

1.      Larutan HCl 0,1 M
2.      Larutan NaOH 0,1 M
3.      Larutan CH3COOH 0,1 M 3 mL
4.      Indikator :
a.       Fenolpthalein
b.      Metyl Blue
c.       Metyl Red
d.      Metyl Orange

3.2      Cara Kerja

  1. 4 buah tabung reaksi masing-masing diisikan dengan 2 mL larutan : air, HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, dan CH3COOH 0,1 M, ke dalam masing-masing tabung dicelupkan kertas lakmus merah dan biru, dicatat perubahan kertas lakmus.
  2. Larutan pada cara kerja pertama tidak dituang, tetapi masing-masing tabung ditetesi dengan 2 tetes indikator, metyl blue, metyl red, dan metyl orange.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1   Hasil

Campuran
Hasil
Air + Lakmus Biru
Biru
Air + Lakmus Merah
Merah
NaOH + Lakmus Biru
Biru
NaOH + Lakmus Merah
Biru
HCl + Lakmus Biru
Merah
HCl + Lakmus Merah
Merah
CH3COOH + Lakmus Biru
Merah
CH3COOH + Lakmus Merah
Merah

Campuran
Hasil
Air + Metyl Blue
Biru
Air + Metyl Red
Kuning
Air + Metyl Orange
Orange
Air + PP
Putih
HCl + Metyl Blue
Biru
HCl + Metyl Red
Pink
HCl + Metyl Orange
Merah
HCl + PP
Putih
NaOH + Metyl Blue
Biru
NaOH + Metyl Red
Kuning
NaOH + Metyl Orange
Orange
NaOH + PP
Nila
CH3COOH + Metyl Blue
Biru
CH3COOH + Metyl Red
Pink
CH3COOH + Metyl Orange
Merah
CH3COOH + PP
Putih


5.2        Pembahasan

                  Pada percobaan di atas, yang perlu diperhatikan adalah jenis indikator dan perubahan warna pada kertas lakmus dan indikatornya. Supaya kita bisa membedakan larutan yang mengandung asam, basa, atau netral. Dari keempat larutan yang menggunakan kertas lakmus merah dan biru, serta indicator PP, Metyl Blue, Metyl Red, Metyl Orange pada larutan H2O, NaOH, HCl, dan CH3COOH, hasil percobaan yang dilakukan pada percobaan indicator asam basa.
                  Ketika mencelupkan lakmus merah dan biru pada larutan HCl dan CH3COOH maka lakmus akan berwarna merah pada kedua tabung reaksi. Hal ini terjadi karena larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan asam kuat, sehingga ketika dicelupkan kertas lakmus merah  dan biru menghasilkan warna merah.
                  Pada larutan NaOH, kita celupkan lakmus merah dan biru ke dalamnya, maka akan menghasilkan warna biru. Hal ini terjadi karena larutan NaOH merupakan basa kuat.
                  Sedangkan pada larutan H2O, ada kemungkinan larutan ini asam atau basa. Akan tetapi, lebih baik kita menyimpulkan bahwa larutan H2O itu adalah netral. Karena ketika kita mencelupkan kertas lakmus biru dan merah akan menghasilkan dua warna yang berbeda pula yaitu  warna biru dan warna merah.
                  Dengan indikator PP, metyl blue, metyl red, dan metyl orange,  setelah dimasukkan pada larutan H2O, NaOH, HCl, dan CH3COOH akan menghasilkan warna biru. Itu artinya larutan tersebut netral, bisa asam juga basa. Pada metyl red, larutan H2O berubah menjadi warna kuning, begitu juga dengan NaOH. Itu artinya larutan tersebut merupakan larutan netral dan basa. Sedangkan pada larutan  HCl dan CH3COOH berubah warna menjadi merah muda (pink). Itu artinya larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan asam.
                  Pada metyl orange, larutan HCl dan CH3COOH menghasilkan warna merah. Hal ini terjadi kemungkinan larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan asam. Sedangkan larutan H2O dan NaOH berwarna orange, itu artinya larutan H2O dan NaOH merupakan larutan basa.
                  Pada indikator PP, larutan H2O, HCl, dan CH3COOH tidak berwarna (bening). Itu artinya, larutan – larutan tersebut adalah larutan asam atau bisa juga larutan netral. Sedangkan larutan NaOH adalah larutan basa, karena menghasilkan warna nila (merah ungu). 

                    



















BAB V
KESIMPULAN
             
              Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan di antaranya :
1.                  Indikator asam basa adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan asam, basa, atau netral.

2.                  Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna biru, dan dalam larutan netral berwarna merah.
Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH    à     Merah (Asam)
            - Larutan NaOH        à      Biru (Basa)
                - Larutan H2O      à      Merah (Netral)

3. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah, dalam  larutan basa berwarna biru, dan dalam larutan netral berwarna biru.
            Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH         à    Merah (Asam)
                           - Larutan NaOH      à     Biru (Basa)
                           - Larutan H2O       à    Biru (Netral)

4. Metyl merah dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna kuning, dan dalam larutan netral berwarna kuning.
            Contoh : -  Larutan HCl dan CH3COOH     à      Merah muda (Asam)
                           - Larutan NaOH      à     Kuning (Basa)
                           - Larutan H2O     à       Kuning (Netral)


5. Metyl orange dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna orange, dan dalam larutan netral berwarna orange.
            Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH         à    Merah (Asam)
                           - Larutan NaOH      à    Orange (Basa)
                           - Larutan H2O       à    Orange (Netral)

6. Fenolpthalein (PP) dalam larutan asam berwarna bening (tidak berwarna), dalam larutan basa berwarna merah ungu (nila), dan dalam larutan netral tidak berwarna (bening).
            Contoh : - Larutan HCl dan CH3COOH   à     Tidak berwarna (Asam)
                           - Larutan NaOH       à    Merah ungu (Basa)
                           - Larutan H2O     à      Tidak berwarna (Netral























DAFTAR PUSTAKA


Brandy, TE, Putjamaka & Sumiha.1994.Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta : Erlangga

Ilmu Kimia.Org.htm.2012.Indikator Asam-Basa

Khaerunisa.2013.Makalah Laporan Hasil Praktikum Asam-Basa

Raymond Chang.2004.Kimia Dasar.Jakarta : Erlangga

Ripani.2009.Asam-Basa

Sudarmo,Unggul.2004.Untuk Kelas XI.Jakarta : Erlangga
















LAMPIRAN II
Jawaban Tugas dan Pertanyaan


1.      Tuliskan rumus molekul semua indikator di atas !
2.      Di alam ada indikator alam yang belum diekstrak. Sebutkan 2 buah contohnya!

Penyelesaian :

1.      Rumus molekul semua indikator di atas, yaitu :
PP                    = C20H14O4
Metyl Red       = C15H15N3O2
Metyl Blue      = C37H27Na2O9S3
Metyl Orange = C14H14N3NaO3S


2.      Di alam ada indikator alami yang belum diekstrak, contohnya mahkota bunga – bunga berwarna dan courtel.











LAMPIRAN III
Gambar Alat – alat



Gambar dan Nama Alat
Fungsi
Tabung Reaksi


Digunakan untuk menampung larutan H2O, NaOH, HCl dan CH3COOH.
clip_image022
Pipet Tetes


Untuk mengukur volume larutan.

Untuk mengukur tinggi endapan larutan.




2 komentar: